Prajurit TNI memperlihatkan alat perekaman laut di kawasan Pushidros TNI AL, Jakarta Utara, Senin (4/1).
Alat yang ditampilkan oleh TNI AL tersbeut berupa pendeteski benda logam dibawah laut, mengukur arus bawah laut hingga pemancar sonar.
Selain itu peralatan in pun mampu membuat gambaran suasana bawah laut dengan kedalaman maksimal 400 sampai 1.000 meter.
Perlu diketahui alat-alat TNI AL milik Pushidrosal ini telah berjasa di peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia seperti mencari serpihan pesawat Lion Air pada tahun 2018.
Kala itu pencarian dikerahkan olah semua aparat gabungan.
Perlu diketahui, Pushidrosal memiliki tugas melakukan pemetaan laut di perairan laut Indonesia.
Sebagai informasi, pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) adalah Komando Utama Pembinaan TNI Angkatan Laut yang berkedudukan langsung di bawah Kasal.
Hal tersebut berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Perpres Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia.
Pushidrosal bertugas menyelenggarakan pembinaan hidro-oseanografi (hidros) yang meliputi survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut dan keselamatan navigasi pelayaran, baik untuk kepentingan TNI maupun untuk kepentingan umum dan menyiapkan data dan informasi wilayah pertahanan di laut dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Laut.
Pushidrosal ditetapkan sebagai lembaga hidrografi nasional dengan dasar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1951 tanggal 31 Maret 1951 (PP RI No. 23/1951) dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 164 Tahun 1960 tanggal 14 Juli 1960 (Keppres RI No. 164/1960), mengemban fungsi sebagai Lembaga Hidrografi Militer dan Lembaga Hidrografi Nasional Indonesia.