Pro-Kontra Dibalik Keputusan Argentina Legalkan Aborsi

Hingga saat ini, tindakan aborsi masih menjadi salah satu isu kontroversial di berbagai negara. Beberapa pihak berpendapat bahwa tindakan aborsi merupakan hal yang tidak bermoral dan dilarang agama. AP Photo/Marcos Brindicci  

Sementara bagi pihak lainnya, dengan beberapa alasan tertentu, aborsi dijadikan sebuah pilihan bagi ibu hamil. Bahkan, kesehatan mental ibu yang menjadi korban perkosaan dan ibu hamil tidak direncanakan bisa dijadikan alasan untuk melakukan aborsi. AP Photo/Marcos Brindicci  

Di Argentina sejak Jumat (11/12/2020) anggota legislatif memulai langkah besar untuk melegalkan aborsi di negara Amerika Selatan tersebut. AP Photo/Natacha Pisarenko  

Pengesahan dari undang-undang aborsi ini merupakan salah satu bentuk program dari janji Presiden Alberto Fernandez untuk menegakkan hak perempuan sebagai salah satu prioritas utama dalam pemerintahannya. AP Photo/Natacha Pisarenko  

Pada Selasa (29/12/2020) Senat yang beranggotakan 72 orang menggelar sidang untuk memperdebatkan RUU yang disetujui oleh majelis rendah awal Desember 2020 ini. AP Photo/Victor R. Caivano  

Dalam perolehan suara yang didapat, sebanyak 33 senator menyatakan setuju melegalisasi aborsi serta 32 senator lainnya menyatakan tidak setuju sedangkan 5 senator lainnya masih ragu-ragu dan sisanya abstain. AP Photo/Natacha Pisarenko  

Dalam rapat tersebut juga dibahas mengenai prosedur aborsi yang hanya boleh dilakukan jika usia kehamilan suda melalui minggu ke-14. AP Photo/Marcos Brindicci  

Sementara di luar gedung kongres, dua kelompok massa yang menentang dan mendukung RUU ini menggelar unjuk rasa. Para pengunjuk rasa yang mendukung RUU itu berkumpul di luar Gedung Kongres dengan mengenakan syal hijau. Sementara kelompok oposisi, yang mengenakan syal biru muda, turun ke jalan untuk berdemonstrasi menentang RUU tersebut. AP Photo/Victor R. Caivano  

Pengesahan RUU ini dikatakan sebagai puncak dari gerakan feminisme pendukung legalisasi aborsi di Argentina setelah bertahun-tahun menuntut perubahan terkait peraturan aborsi di negara tersebut. AP Photo/Natacha Pisarenko  

Para pendukung anti-aborsi menyuarakan pendapatnya terkait hal ini. Aborsi disebut mengakibatkan krisis kesehatan, pendapat tersebut didukung data oleh data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Argentina  pada tahun 2018 lalu dengan melaporkan sebanyak 35 kasus aborsi berakhir dengan kematian akibat komplikasi. AP Photo/Victor R. Caivano  

Hingga saat ini, tindakan aborsi masih menjadi salah satu isu kontroversial di berbagai negara. Beberapa pihak berpendapat bahwa tindakan aborsi merupakan hal yang tidak bermoral dan dilarang agama. AP Photo/Marcos Brindicci  
Sementara bagi pihak lainnya, dengan beberapa alasan tertentu, aborsi dijadikan sebuah pilihan bagi ibu hamil. Bahkan, kesehatan mental ibu yang menjadi korban perkosaan dan ibu hamil tidak direncanakan bisa dijadikan alasan untuk melakukan aborsi. AP Photo/Marcos Brindicci  
Di Argentina sejak Jumat (11/12/2020) anggota legislatif memulai langkah besar untuk melegalkan aborsi di negara Amerika Selatan tersebut. AP Photo/Natacha Pisarenko  
Pengesahan dari undang-undang aborsi ini merupakan salah satu bentuk program dari janji Presiden Alberto Fernandez untuk menegakkan hak perempuan sebagai salah satu prioritas utama dalam pemerintahannya. AP Photo/Natacha Pisarenko  
Pada Selasa (29/12/2020) Senat yang beranggotakan 72 orang menggelar sidang untuk memperdebatkan RUU yang disetujui oleh majelis rendah awal Desember 2020 ini. AP Photo/Victor R. Caivano  
Dalam perolehan suara yang didapat, sebanyak 33 senator menyatakan setuju melegalisasi aborsi serta 32 senator lainnya menyatakan tidak setuju sedangkan 5 senator lainnya masih ragu-ragu dan sisanya abstain. AP Photo/Natacha Pisarenko  
Dalam rapat tersebut juga dibahas mengenai prosedur aborsi yang hanya boleh dilakukan jika usia kehamilan suda melalui minggu ke-14. AP Photo/Marcos Brindicci  
Sementara di luar gedung kongres, dua kelompok massa yang menentang dan mendukung RUU ini menggelar unjuk rasa. Para pengunjuk rasa yang mendukung RUU itu berkumpul di luar Gedung Kongres dengan mengenakan syal hijau. Sementara kelompok oposisi, yang mengenakan syal biru muda, turun ke jalan untuk berdemonstrasi menentang RUU tersebut. AP Photo/Victor R. Caivano  
Pengesahan RUU ini dikatakan sebagai puncak dari gerakan feminisme pendukung legalisasi aborsi di Argentina setelah bertahun-tahun menuntut perubahan terkait peraturan aborsi di negara tersebut. AP Photo/Natacha Pisarenko  
Para pendukung anti-aborsi menyuarakan pendapatnya terkait hal ini. Aborsi disebut mengakibatkan krisis kesehatan, pendapat tersebut didukung data oleh data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Argentina  pada tahun 2018 lalu dengan melaporkan sebanyak 35 kasus aborsi berakhir dengan kematian akibat komplikasi. AP Photo/Victor R. Caivano