Polri menyebut para generasi muda kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) di Jawa Tengah dilatih selama enam bulan. Setelah menjalani pelatihan, generasi muda JI itu kemudian siap dikirim ke Suriah untuk mengikuti pelatihan militer. Hal tersebut diungkapkan Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (28/12/2020).
Argo menuturkan perekrutan generasi muda kelompok JI itu dimulai sejak sembilan tahun lalu. Total ada 96 orang yang tergabung dari 7 angkatan.
Dari total 96 orang generasi muda itu, 66 orang di antaranya telah diberangkatkan ke Suriah. Sementara sisanya, kata Argo, ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Argo menyampaikan generasi muda yang berada di Suriah beberapa ada yang tewas dan telah dimakamkan di sana. Sementara sebagian lainnya ada yang kembali ke Tanah Air.
Lebih lanjut, Argo mengatakan para generasi muda JI itu selama di Suriah mendapatkan pelatihan cara menggunakan senjata dan merakit bom. Hal itu diungkapkan oleh salah seorang narapidana terorisme (napiter) bernama Ahmad Hafis selaku murid dari pelatih JI di Semarang bernama Karso.
Seperti diketahui, sebelumnya Densus 88 Antiteror Polri membongkar pusat latihan jaringan teroris JI di sejumlah lokasi di Jawa Tengah. Polri menyebut pusat latihan ini dipakai untuk melatih anggota JI menjadi ahli tempur hingga merakit bom. Salah satu pusat latihan JI yang dibongkar Polri terletak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah. Bangunan itu terlihat seperti villa yang juga digunakan sebagai tempat istirahat (tidur) para anggota JI.