Menyusuri Hutan Kalimantan, Mencari Batas Indonesia-Malaysia

Beragam persiapan pun dilakukan. Mulai dari perlengkapan, persenjataan hingga perbekalan selama operasi patok juga dipersiapakan dengan matang oleh para personel.
Pengarahan dan briefing sebelum keberangkatan pun dilakukan guna memetakan daerah atau wilayah patok yang akan disambangi.
Tim detikcom yang tengah berkunjung ke Badau untuk program Tapal Batas hasil kerja sama BRI dengan detikcom, berkesempatan mengikuti perjalanan personel Yonif 407/Padma Kusuma mencari patok negara Indonesia.
Hamparan jalan terjal berbatu langsung menyambut rombongan personel TNI dan tim detikcom begitu keluar dari Pos Seriang Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 407/Padma Kusuma Kodam IV/Diponegoro.
Pencarian patok negara dimulai dengan menyusuri Jalan Inspeksi Patroli Perbatasan (JIPP) menuju kawasan Hutan Lindung Kalimantan.
Yonif 407/Padma Kusuma mendapatkan mandat untuk menjaga ketertiban dan kondusifitas di area perbatasan.
Beberapa pos satgas dibuat untuk memantau jalur-jalur pertemuan batas wilayah Indonesia dan Malaysia. Jalur tikus perbatasan kerap menjadi akses bagi para pekerja ilegal dan penyelundup barang. Satgas Pamtas pun berjaga di area-area rawan tersebut.
Personil Satgas Pamtas pun menggunakan GPS dan kompas untuk mulai menggelar operasi mencari-mengawasi kondisi patok perbatasan.
Ada beberapa patok-patok perbatasan wilayah negara Indonesia berada di tempat yang sulit dijangkau, seperti di atas bukit terjal. atau dipinggir tebing. Sebab, patok tersebut memang harus diletakan di tempat yang sesuai dengan titik batas wilayah.
Perjalanan mencari patok wilayah Ibu Pertiwi nyatanya tak sesederhana memantau patok batas tanah di perkampungan.
Medan yang dilewati juga terbilang ekstrim. Beberapa kali tim melintasi jembatan kayu yang memang sudah rusak kondisinya.
Jalan terjal, semak belukar, atau bahkan tak jarang kita melintasi turunan curam dengan kemiringan nyaris 90 derajat membuat nyali sempat ciut. Akar dan ranting pohon turut merintangi perjalanan kami mencari patok batas negeri.
Ketika komandan patroli patok memberikan aba-aba bahwa patok sedikit lagi akan ditemui, kami pun cukup berbahagia setelah menempuh perjalanan panjang selama kurang lebih 2-3 jam.
Berbekal petunjuk dari perangkat GPS, pasukan TNI Yonif 407 menyisir hutan lebih dalam lagi. Untuk mencapai lokasi yang ditunjukan GPS, rombongan mesti berjibaku melalui aliran anak sungai, mendaki tanjakan curam, dan menerabas semak belukar.
Sepanjang perjalanan, pasukan terus bersiaga mengawal kami dengan tetap memanggul ransel lengkap dengan persenjataannya. Beratnya bukan kepalang.
Tak kurang 2 jam lamanya perjalanan menegangkan tersebut berlangsung, sampai akhirnya rombongan menemukan salah satu patok teritori Indonesia.
 Patok tersebut ternyata hanya berupa balok beton berbentuk kerucut yang menancap ke dalam tanah. Meski ukurannya kecil, patok tersebut merupakan simbol kedaulatan negara Indonesia. Patroli patok rupanya menjadi agenda rutin yang setiap sebulan sekali harus dilaksanakan. Pos Seriang bertanggung jawab mengawasi 200 patok perbatasan Indonesia-Malaysia

Setiap kali patroli, personel melakukan perjalanan sekitar satu minggu. Mereka membawa perbekalan lengkap, seperti tenda, ransum, hingga senjata untuk persiapan menginap di tengah hutan belantara.
Beragam persiapan pun dilakukan. Mulai dari perlengkapan, persenjataan hingga perbekalan selama operasi patok juga dipersiapakan dengan matang oleh para personel.
Pengarahan dan briefing sebelum keberangkatan pun dilakukan guna memetakan daerah atau wilayah patok yang akan disambangi.
Tim detikcom yang tengah berkunjung ke Badau untuk program Tapal Batas hasil kerja sama BRI dengan detikcom, berkesempatan mengikuti perjalanan personel Yonif 407/Padma Kusuma mencari patok negara Indonesia.
Hamparan jalan terjal berbatu langsung menyambut rombongan personel TNI dan tim detikcom begitu keluar dari Pos Seriang Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 407/Padma Kusuma Kodam IV/Diponegoro.
Pencarian patok negara dimulai dengan menyusuri Jalan Inspeksi Patroli Perbatasan (JIPP) menuju kawasan Hutan Lindung Kalimantan.
Yonif 407/Padma Kusuma mendapatkan mandat untuk menjaga ketertiban dan kondusifitas di area perbatasan.
Beberapa pos satgas dibuat untuk memantau jalur-jalur pertemuan batas wilayah Indonesia dan Malaysia. Jalur tikus perbatasan kerap menjadi akses bagi para pekerja ilegal dan penyelundup barang. Satgas Pamtas pun berjaga di area-area rawan tersebut.
Personil Satgas Pamtas pun menggunakan GPS dan kompas untuk mulai menggelar operasi mencari-mengawasi kondisi patok perbatasan.
Ada beberapa patok-patok perbatasan wilayah negara Indonesia berada di tempat yang sulit dijangkau, seperti di atas bukit terjal. atau dipinggir tebing. Sebab, patok tersebut memang harus diletakan di tempat yang sesuai dengan titik batas wilayah.
Perjalanan mencari patok wilayah Ibu Pertiwi nyatanya tak sesederhana memantau patok batas tanah di perkampungan.
Medan yang dilewati juga terbilang ekstrim. Beberapa kali tim melintasi jembatan kayu yang memang sudah rusak kondisinya.
Jalan terjal, semak belukar, atau bahkan tak jarang kita melintasi turunan curam dengan kemiringan nyaris 90 derajat membuat nyali sempat ciut. Akar dan ranting pohon turut merintangi perjalanan kami mencari patok batas negeri.
Ketika komandan patroli patok memberikan aba-aba bahwa patok sedikit lagi akan ditemui, kami pun cukup berbahagia setelah menempuh perjalanan panjang selama kurang lebih 2-3 jam.
Berbekal petunjuk dari perangkat GPS, pasukan TNI Yonif 407 menyisir hutan lebih dalam lagi. Untuk mencapai lokasi yang ditunjukan GPS, rombongan mesti berjibaku melalui aliran anak sungai, mendaki tanjakan curam, dan menerabas semak belukar.
Sepanjang perjalanan, pasukan terus bersiaga mengawal kami dengan tetap memanggul ransel lengkap dengan persenjataannya. Beratnya bukan kepalang.
Tak kurang 2 jam lamanya perjalanan menegangkan tersebut berlangsung, sampai akhirnya rombongan menemukan salah satu patok teritori Indonesia.
 Patok tersebut ternyata hanya berupa balok beton berbentuk kerucut yang menancap ke dalam tanah. Meski ukurannya kecil, patok tersebut merupakan simbol kedaulatan negara Indonesia. Patroli patok rupanya menjadi agenda rutin yang setiap sebulan sekali harus dilaksanakan. Pos Seriang bertanggung jawab mengawasi 200 patok perbatasan Indonesia-Malaysia
Setiap kali patroli, personel melakukan perjalanan sekitar satu minggu. Mereka membawa perbekalan lengkap, seperti tenda, ransum, hingga senjata untuk persiapan menginap di tengah hutan belantara.