Melihat Arsitektur Masjid Al Makmur yang Tak Pernah Gelar Sholat Jumat

Dibangun sejak 1943, arsitektur masjid meniru gaya Arab Saudi. Tak ada yang berubah hingga sekarang kecuali cat. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)

Terdapat empat saka atau tiang penyangga dari kayu khas bangunan Jawa. Saka tersebut berasal dari pohon cemara. (Bayu Ardi Isnanto/detikcom)

 Ada  kamar kecil di bagian halaman masjid. Tampak tulisan 'koelah' dan 'kakoes'. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)

Di luar masjid terdapat bagian-bagian yang terlihat kuno. Salah satunya tempat wudu yang berupa bak besar. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)

 Ada  kamar kecil di bagian halaman masjid. Tampak tulisan 'koelah' dan 'kakoes'. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)

Dibangun sejak 1943, arsitektur masjid meniru gaya Arab Saudi. Tak ada yang berubah hingga sekarang kecuali cat. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Terdapat empat saka atau tiang penyangga dari kayu khas bangunan Jawa. Saka tersebut berasal dari pohon cemara. (Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
 Ada  kamar kecil di bagian halaman masjid. Tampak tulisan koelah dan kakoes. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Di luar masjid terdapat bagian-bagian yang terlihat kuno. Salah satunya tempat wudu yang berupa bak besar. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
 Ada  kamar kecil di bagian halaman masjid. Tampak tulisan koelah dan kakoes. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)