Kisah Andi Merawat 9 Monyet di Karawang

Andiyani menggendong seekor monyet yang ia rawat di Karawang, Jawa Barat, Rabu (13/10/2020) lalu.
Total ia merawat 9 ekor monyet.
Monyet-monyet lucu ini diadopsi dari berbagai tempat dan dalam kondisi yang tidak baik.
Hal tersebut membuat hati Andi terketuk untuk mengadopsi dan merawat monyet-monyet ini.
Monyet yang mempunyai jiwa liar tersebut kini takluk dipelukannya, namun bukan berarti Andi adalah pawang monyet, ia juga butuh waktu untuk mendidik monyet liar tersebut.
Monyet yang memiliki kesan bau, jorok, dan liar ini berubah 100 % ditangan Andi. Ia merawatnya bagaikan anak.
Mulai dari mandi, menggunakan popok hingga baju, hal tersebut agar monyet dapat hidup sehat dan bersih.
Meski terlihat menggemaskan monyet tetaplah memiliki jiwa liar, sehingga banyak orang mengadopsi monyet hanya saat kecilnya namun ketika mulai besar dan liar monyet tersebut ditelantarkan.
Apalagi saat pandemi seperti ini, banyak warga mulai memilih untuk memelihara hewan peliharaan. Memelihara monyet bukanlah hal mudah. Sifat liar monyet tersebut membuatnya tetap harus dipakaikan tali, agar pemilik dapat mengarahkan sama halnya seperti kuda.
Andi mengatakan merawat monyet tidak ada sekolahnya sehingga kini terbentuk beberapa komunitas pecinta monyet di berbagai daerah untuk sharing bagaimana merawat monyet-monyet tersebut.
Selain itu merawat monyet juga membutuhkan biaya seperti membuatkan tali, popok, makan-makanan yang sehat serta susu lho.
Andi sendiri sampai harus menyewa jasa pembantu untuk mengurus monyet tersebut, menurutnya memelihara monyet baiknya maksimal cukup 1 atau 3 ekor saja agar mampu merawatnya dengan maksimal.
Monyet-monyet ini diperhatikan kesehatannya.
Anak-anak berfoto dengan monyet peliharaan Andiyani.
Andiyani menggendong seekor monyet yang ia rawat di Karawang, Jawa Barat, Rabu (13/10/2020) lalu.
Total ia merawat 9 ekor monyet.
Monyet-monyet lucu ini diadopsi dari berbagai tempat dan dalam kondisi yang tidak baik.
Hal tersebut membuat hati Andi terketuk untuk mengadopsi dan merawat monyet-monyet ini.
Monyet yang mempunyai jiwa liar tersebut kini takluk dipelukannya, namun bukan berarti Andi adalah pawang monyet, ia juga butuh waktu untuk mendidik monyet liar tersebut.
Monyet yang memiliki kesan bau, jorok, dan liar ini berubah 100 % ditangan Andi. Ia merawatnya bagaikan anak.
Mulai dari mandi, menggunakan popok hingga baju, hal tersebut agar monyet dapat hidup sehat dan bersih.
Meski terlihat menggemaskan monyet tetaplah memiliki jiwa liar, sehingga banyak orang mengadopsi monyet hanya saat kecilnya namun ketika mulai besar dan liar monyet tersebut ditelantarkan.
Apalagi saat pandemi seperti ini, banyak warga mulai memilih untuk memelihara hewan peliharaan. Memelihara monyet bukanlah hal mudah. Sifat liar monyet tersebut membuatnya tetap harus dipakaikan tali, agar pemilik dapat mengarahkan sama halnya seperti kuda.
Andi mengatakan merawat monyet tidak ada sekolahnya sehingga kini terbentuk beberapa komunitas pecinta monyet di berbagai daerah untuk sharing bagaimana merawat monyet-monyet tersebut.
Selain itu merawat monyet juga membutuhkan biaya seperti membuatkan tali, popok, makan-makanan yang sehat serta susu lho.
Andi sendiri sampai harus menyewa jasa pembantu untuk mengurus monyet tersebut, menurutnya memelihara monyet baiknya maksimal cukup 1 atau 3 ekor saja agar mampu merawatnya dengan maksimal.
Monyet-monyet ini diperhatikan kesehatannya.
Anak-anak berfoto dengan monyet peliharaan Andiyani.