Para pelindung lingkungan dan pemerintah di Botswana mengamati dengan cemas, misteri kematian massal gajah di kawasan reservasi alam Delta Okavango di utara Botswana mulai bulan Maret lalu. Istimewa/DW (News)
Lebih 330 ekor gajah mati di kawasan ini. AP Photo/STR
Pemerintah di Gaborone dan lembaga pelindung lingkungan ibaratnya menghidupkan alarm tanda bahaya. Secara bersama, mereka melakukan investigasi. Yang sudah pasti, kematian massal gajah ini bukan disebabkan perburuan liar, karena semua gading gajah masih utuh pada bangkai gajah. Juga opsi kematian keracunan anthrax sudah ditepis. AP Photo/STR
Setelah penelitian beberapa bulan, biang keroknya ditemukan. Yakni, racun yang diproduksi "cyanobacteria" dalam sumber air yang diminum hewan ini, kemungkinan besar jadi penyebab kematian ratusan gajah di Botswana dan negara tetangga Zimbabwe di selatan Afrika. AP Photo/STR
Bakteri dari phylum Cyanobacteria adalah organisme mikroskopis yang lazimnya terdapat dalam air dan terkadang dalam tanah. Beberapa jenis Cyanobacteria memproduksi racun yang menyerang saraf atau "neurotoxin". Getty Images/iStockphoto/paulafrench
Kematian massal gajah di kawasan Delta Okavango berhenti akhir bulan Juni lalu, seiring dengan keringnya sumber-sumber air yang biasa diminum hewan berbelalai itu. Kematian massal gajah juga dilaporkan oleh Zimbabwe, negara tetangga Botswana. Istimewa/BBC
Para ilmuwan mengatakan tidak semua jenis cyanobacteria beracun. Namun mereka juga mengingatkan, justru varietas yang berbahaya buat manusia dan hewan berkembang biak makin cepat, dipicu oleh perubahan iklim sebagai dampak pemanasan global. Istimewa/BBC Magazine