Pada masa pandemi ini, segala daya upaya dilakukan pemerintah untuk meredam penyebaran COVID-19. Tak hanya memperhatikan sektor ekonomi saja, pemerintah juga telah memberikan yang terbaik untuk garda terdepan penanganan virus corona. Selain tenaga medis, sejumlah 'pahlawan' lain juga patut diberikan apresiasi tinggi. Salah satunya petugas pemakaman jenazah COVID-19.
Mereka sehari-hari bertugas menyiapkan lubang makam bagi korban COVID-19 dengan protokol kesehatan yang ketat.
Dalam sehari mereka bisa menggali puluhan lubang, tergantung dari jumlah kematian hari itu.
Salah satu penggali mengaku pernah menggali hingga 40 lubang sehari di Komplek Pemakaman COVID-19 Pondok Ranggon.
Tentu saja, rasa takut terpapar selalu ada. Kecemasan terbesar mereka adalah membawa virus itu ke lingkungan keluarga.
Ketakutan terbesar dari para penggali kubur ini bukan datang dari jenazah yang terpapar virus, tapi dari para ahli waris, kerabt dan teman yang mengantar jenazah. Karena jenazah yang telah dibawa ke pemakaman telah melewati protokol yang ketat termasuk terbungkus plastik secara rapih. Apabila ada kerusakan para petugas berhak menolak jenazah untuk dimakamka. Sementara para pengantar belum tentu mereka aman dari virus tersebut.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua grup B petugas gali makam untuk jenazah COVID-19, Andi, untuk perlindungan diri mereka telah menyiapkan sejumlah peralatan.
Selain baju hazmat, mereka membekali diri dengan pembersih tangan, sarung tangan dan plastik steril.
Saat tiba di rumah, sebelum berkumpul dengan dengan keluarga, mereka mandi dan seluruh perlengkapannya direndam cairan disinfektan.
Pemerintah juga memberikan perhatian khusus bagi mereka. Dengan besarnya resiko pekerjaan tersebut, pemerintah telah menyiapkan dana insentif sebesar Rp1 juta per orang, dimana dana tersebut dibayarkan per bulannya.