Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah gereja bersejarah Chora menjadi masjid.
Gereja Juruselamat Suci Abad Pertengahan di Chora itu dibangun di dekat tembok Konstantinopel.
Bangunan gereja itu berisi mosaik dan lukisan dinding Bizantium abad ke-14 yang menampilkan pemandangan dan cerita-cerita dari Alkitab. Hiasan itu ditutup setelah kota itu ditaklukkan oleh Ottoman Muslim pada tahun 1453. Mosaik dan lukisan dinding itu dibuka kembali saat, seperti di Hagia Sophia, bangunan itu diubah menjadi museum oleh pemerintah Turki lebih dari 70 tahun lalu.
Nama Chora berasal dari kata Yunani "Hora" yang berarti "negara" atau "tanah", mengacu pada lokasinya dan membawa makna simbolis karena mosaik gereja menggambarkan Kristus sebagai Tanah Yang Hidup.
Gereja Chora dan Hagia Sophia memiliki sejarah yang sama, karena keduanya awal kali dibangun oleh kaisar Bizantium Justinian pada abad ke-6.
Tahun lalu, pengadilan Turki membatalkan keputusan pemerintah Tukri tahun 1945 yang mengubah Chora, atau dikenal sebagai Kariye dalam bahasa Turki, menjadi museum yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan. Dekret soal berubahnya peruntukan Chora atau Kariye menjadi masjid ditandatangani oleh Erdogan dan diterbitkan dalam lembaran resmi Turki, Jumat (21/8/2020). Dalam dekret itu disebutkan "pengelolaan Masjid Kariye dipindahkan ke Direktorat Urusan Agama, dan (masjid) dibuka untuk beribadah".
Diubahnya salah satu bangunan Bizantium paling terkenal di Istanbul menjadi masjid itu dilakukan Erdogan satu bulan setelah membuka Hagia Sophia sebagai tempat ibadah umat Muslim.