Calon Pemudik Dipelototi Thermal Scanner di Soetta

Para calon penumpang melewati alat pemindai suhu tubuh (thermal scanner) di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (30/7/2020).
Dengan alat ini, antrian calon penumpang dapat lebih diminimalisir daripada menggunakan thermal gun.
Sebagai catatan, Bandara Soekarno-Hatta terpantau lebih ramai dari hari-hari pandemi COVID-19 karena bertepatan dengan libur akhir pekan panjang (long weekend) Idul Adha yang jatuh esok (31/7/2020).
Angkasa Pura II sebagai pengelola bandara Soekarno-Hatta memprediksi potensi pergerakan (penumpang) meningkat sekitar 40 persen hingga 45 persen saat libur hari raya Idul Adha 2020.
Sebenarnya bagaimana sih cara kerja thermal scanning, atau kerap disebut thermal imaging tersebut? Sesuai namanya, alat ini bekerja dengan mendeteksi panas tubuh siapapun yang melintasinya. Penggunaannya cukup praktis karena tinggal dilewati begitu saja, tidak perlu berhenti, apalagi sampai harus antre.
Umumnya, alat diatur agar bisa menandai suhu tubuh di atas 38 derajat celcius. Suhu tubuh yang lebih tinggi dari angka tersebut biasanya mengindikasikan adanya infeksi, baik oleh bakteri maupun virus. 
Thermal scanner cukup bisa diandalkan untuk berbagai macam infeksi penyakit. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) alias flu unta, keduanya juga disebabkan oleh infeksi virus corona, juga bisa dideteksi dengan thermal scanner.
Para calon penumpang melewati alat pemindai suhu tubuh (thermal scanner) di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (30/7/2020).
Dengan alat ini, antrian calon penumpang dapat lebih diminimalisir daripada menggunakan thermal gun.
Sebagai catatan, Bandara Soekarno-Hatta terpantau lebih ramai dari hari-hari pandemi COVID-19 karena bertepatan dengan libur akhir pekan panjang (long weekend) Idul Adha yang jatuh esok (31/7/2020).
Angkasa Pura II sebagai pengelola bandara Soekarno-Hatta memprediksi potensi pergerakan (penumpang) meningkat sekitar 40 persen hingga 45 persen saat libur hari raya Idul Adha 2020.
Sebenarnya bagaimana sih cara kerja thermal scanning, atau kerap disebut thermal imaging tersebut? Sesuai namanya, alat ini bekerja dengan mendeteksi panas tubuh siapapun yang melintasinya. Penggunaannya cukup praktis karena tinggal dilewati begitu saja, tidak perlu berhenti, apalagi sampai harus antre.
Umumnya, alat diatur agar bisa menandai suhu tubuh di atas 38 derajat celcius. Suhu tubuh yang lebih tinggi dari angka tersebut biasanya mengindikasikan adanya infeksi, baik oleh bakteri maupun virus. 
Thermal scanner cukup bisa diandalkan untuk berbagai macam infeksi penyakit. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) alias flu unta, keduanya juga disebabkan oleh infeksi virus corona, juga bisa dideteksi dengan thermal scanner.