Bayang-bayang Persekusi Minoritas Pakistan di Balik Gema Toleransi

Seorang Kristiani yang tinggal di kawasan Pakistan, Elizabeth Lal, menunjukkan foto menantunya, Nadeem Jordon, yang tewas ditembak karena menyewa di lingkungan muslim yang berada di area Peshawar. AP Photo/Muhammad Sajjad.
Di balik gaungan pemerintah Pakistan terhadap pentingnya menjaga toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, tekanan dan persekusi masih kerap terjadi dan dialami oleh para minoritas di negara tersebut. Kematian Nadeem Jordon menjadi salah satu bukti bahwa tekanan yang dialami oleh para minoritas Pakistan bagaikan api dalam sekam di negara tersebut. AP Photo/Muhammad Sajjad.
Seorang kerabat menunjukkan makam Nadeem Jordon yang tewas ditembak karena menyewa di lingkungan muslim. AP Photo/Muhammad Sajjad.
Dilansir dari Deutsche Welle, keluarga Nadeem Jordan, pria Kristen yang dulu ditembak dan dibunuh karena menyewa di lingkungan muslim di Peshawar dihantui rasa takut. Pasalnya, penyelidik mengatakan orang-orang bersenjata telah melarikan diri tetapi juga mengatakan mereka membayang-bayangi keluarga Nadeem, mengancam saudara iparnya. "Mereka mengatakan `kami akan memberimu pelajaran'. Kami selalu takut," kata ibu mertua Nadeem. AP Photo/Muhammad Sajjad.
Tekanan tak hanya dialami oleh keluarga Nadeem Jordan, Seorang umat Kristen lainnya, Pendeta Haroon Sadiq Cheeda, istri dan putranya yang berusia 12 tahun dipukuli oleh tetangga muslim mereka di timur Punjab dan disuruh meninggalkan desa mereka. Para penyerang berteriak "Kalian adalah orang kafir." Pendeta Haroon Sadiq Cheeda dan istrinya pun menunjukan pakaian mereka yang tampak bernoda darah usai mengalami persekusi di desa yang berada di kawasan Rahim Yar Khan district, Pakistan. AP Photo/Waleed Saddique.
Minggu ini, politisi oposisi dituduh melakukan penistaan setelah mendeklarasikan semua agama adalah sama. Sementara seorang tokoh politik senior, bersekutu dengan pemerintah dan didukung oleh para ekstremis Islam, menghentikan pembangunan pura Hindu di ibukota Islamabad. AP Photo/Anjum Naveed.
Analis dan aktivis menyalahkan pemerintah atas peningkatan serangan terhadap kaum minoritas. Mereka mengatakan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan memberitakan visi Pakistan yang toleran di mana minoritas agama tumbuh subur di antara mayoritas muslim. Namun pada saat yang bersamaan ia menyerahkan kekuasaan kepada ulama Islam ekstrem, tunduk pada tuntutan mereka dan bahkan untuk urusan negara. Terkait kondisi tersebut. Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional mengumumkan Pakistan sebagai "negara yang menjadi perhatian khusus" dalam laporan 2020-nya yang dirilis bulan lalu karena perlakuannya terhadap minoritas. Salah seorang anggota komisi itu mengatakan Pakistan masih jauh dari visi yang dinyatakan perdana menteri untuk mencapai Pakistan yang lebih toleran. AP Photo/Anjum Naveed.