Kenalin Daniella Si Penjual Angkringan Cantik dari Klaten

Daniella, sapaannya, berjualan Angkringan 31 di Jalan Rajawali 31 Bareng Kidul, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten. Memiliki paras cantik dan berkulit putih, Daniella ramah melayani pembeli, seperti membuat pesanan es tes, es jeruk, kopi, wedang uwuh dan menu lainnya.

Meski demikian, ia pun mengaku tak malu untuk berjualan dan mencari rejeki yang halal untuk kehidupannya. Gadis kelahiran tahun 1999 itu memilih membantu membesarkan usaha angkringan ayahnya yang sempat redup.

Saat ditemui, Daniella mengaku mengelola angkringan ini berawal dari keinginannya untuk mengisi waktu luang setelah lulus dari sekolah perhotelan.

Daniella menjelaskan, ayahnya merintis usaha angkringan sejak tahun 2018. Namun setelah ada pandemi virus Corona atau COVID-19, pegawainya yang menjaga tidak betah dan keluar.

Pelan tapi pasti, usaha itu menurut Daniella mulai ramai dan omzetnya bisa Rp 150.000-Rp 200.000 per hari meskipun di tengah pandemi Corona. Bahkan akhir-akhir ini angkringannya semakin ramai. Dengan semakin ramai angkringannya, Daniella mulai kepikiran untuk mengembangkan usaha. Termasuk menambah cabang di tempat lain.

Angkringan yang dijaga Daniella berada di bekas garasi, terletak di pinggir jalan ramai dan permukiman padat. Tampak satu gerobak kayu untuk menyajikan menu angkringan dan dua set meja kursi kayu. Warung angkringan sederhana itu terlihat artistik dengan dihiasi sepeda ontel dan beberapa ornamen lainnya. Menu angkringannya mulai dari nasi bandeng, nasi kikil, nasi teri lombok ijo, nasi pindang kemangi dan berbagai minuman.


Daniella, sapaannya, berjualan Angkringan 31 di Jalan Rajawali 31 Bareng Kidul, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten. Memiliki paras cantik dan berkulit putih, Daniella ramah melayani pembeli, seperti membuat pesanan es tes, es jeruk, kopi, wedang uwuh dan menu lainnya.
Meski demikian, ia pun mengaku tak malu untuk berjualan dan mencari rejeki yang halal untuk kehidupannya. Gadis kelahiran tahun 1999 itu memilih membantu membesarkan usaha angkringan ayahnya yang sempat redup.
Saat ditemui, Daniella mengaku mengelola angkringan ini berawal dari keinginannya untuk mengisi waktu luang setelah lulus dari sekolah perhotelan.
Daniella menjelaskan, ayahnya merintis usaha angkringan sejak tahun 2018. Namun setelah ada pandemi virus Corona atau COVID-19, pegawainya yang menjaga tidak betah dan keluar.
Pelan tapi pasti, usaha itu menurut Daniella mulai ramai dan omzetnya bisa Rp 150.000-Rp 200.000 per hari meskipun di tengah pandemi Corona. Bahkan akhir-akhir ini angkringannya semakin ramai. Dengan semakin ramai angkringannya, Daniella mulai kepikiran untuk mengembangkan usaha. Termasuk menambah cabang di tempat lain.
Angkringan yang dijaga Daniella berada di bekas garasi, terletak di pinggir jalan ramai dan permukiman padat. Tampak satu gerobak kayu untuk menyajikan menu angkringan dan dua set meja kursi kayu. Warung angkringan sederhana itu terlihat artistik dengan dihiasi sepeda ontel dan beberapa ornamen lainnya. Menu angkringannya mulai dari nasi bandeng, nasi kikil, nasi teri lombok ijo, nasi pindang kemangi dan berbagai minuman.