Banjir bandang di wilayah tersebut membuat akses menuju Kota Masamba saat ini terputus akibat 2 jembatan tertutup material lumpur hingga pohon yang terbawa banjir. (dok. PMI)
Banjir bandang yang terjadi sejak Senin (14/7) malam tadi itu juga membuat sejumlah fasilitas umum mulai dari tempat ibadah hingga bandara tertutup lumpur. (dok. PMI)
Akibat banjir, listrik padam dan jaringan komunikasi terputus sementara waktu. (dok. PMI)
Saat ini sebagian warga diungsikan ke kantor bupati dan sejumlah kantor dinas yang berada di ketinggian. (dok. Istimewa)
Hingga saat ini Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani menyebut 11 warganya dilaporkan meninggal dunia, dan beberapa lainnya masih dalam pencarian. (dok. PMI)
Banjir bandang yang terjadi disebabkan curah hujan yang tinggi sehingga Sungai Masamba meluap. (dok. PMI)
Selain Sungai Masamba, Sungai Radda juga ikut meluap dan merendam permukiman warga. (dok. Istimewa)
Saat ini Pemkab Luwu Utara masih mendata jumlah warga yang mengungsi akibat banjir bandang. (dok. Istimewa)
Banjir bandang ini sedikitnya menimpa permukiman warga di 6 kecamatan, yakni Kecamatan Masamba, Kecamatan Baibunta, Kecamatan Malangke, Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Baibunta Selatan, dan Kecamatan Sabbang. (dok. PMI)
Bupati Indah menyebut wilayahnya sudah mulai dilanda hujan sejak Mei lalu, dan cukup lebat pada malam tadi. (dok. Istimewa).
Saat ini tim dari BPBD Pemprov Sulsel tengah mengirim bantuan ke lokasi bencana. (dok. Istimewa).