Kesenjangan Pendidikan Anak-anak Ekuador di Tengah Pandemi

Raiza (11), yang tinggal di timur laut Ekuador dan berbatasan dengan Amazon memulai harinya dengan menyiapkan sarapan berupa smoothie dari pisang raja yang terkenal.
Sudah 3 bulan Raiza tidak masuk sekolah imbas pandemi Corona yang merebak di Amerika Latin. Membuat sekitar 154 juta anak sementara belajar di rumah. Raiza termasuk anak  yang kurang beruntung karena belum bisa mengakses internet. Belajar online bukanlah menjadi pilihan.
Tanpa akses internet, telepon dan televisi, Raiza hanya mengandalkan kunjungan mingguan dari gurunya, Doris.
Pandemi Corona menggarisbawahi perbedaan akses pendidikan secara signifikan antara mereka yang tinggal di perkotaan dan yang tinggal di daerah terpencil. Sang ibu, Silvia juga ikut bergabung bersama sang anak untuk menemaninya belajar.
Di luar kegiatan belajar dari rumah, Raiza biasa bermain di sungai.
Sungai adalah tempat favorit Raiza untuk bersantai, berenang dan memancing.
Raiza (11), yang tinggal di timur laut Ekuador dan berbatasan dengan Amazon memulai harinya dengan menyiapkan sarapan berupa smoothie dari pisang raja yang terkenal.
Sudah 3 bulan Raiza tidak masuk sekolah imbas pandemi Corona yang merebak di Amerika Latin. Membuat sekitar 154 juta anak sementara belajar di rumah. Raiza termasuk anak  yang kurang beruntung karena belum bisa mengakses internet. Belajar online bukanlah menjadi pilihan.
Tanpa akses internet, telepon dan televisi, Raiza hanya mengandalkan kunjungan mingguan dari gurunya, Doris.
Pandemi Corona menggarisbawahi perbedaan akses pendidikan secara signifikan antara mereka yang tinggal di perkotaan dan yang tinggal di daerah terpencil. Sang ibu, Silvia juga ikut bergabung bersama sang anak untuk menemaninya belajar.
Di luar kegiatan belajar dari rumah, Raiza biasa bermain di sungai.
Sungai adalah tempat favorit Raiza untuk bersantai, berenang dan memancing.