Zero Kematian Akibat Corona, Warga Vietnam Bisa Nongkrong Lagi

Negara dengan berpenduduk 97 juta jiwa ini hanya mencatatkan sekitar 300 kasus positif COVID-19. Namun, Vietnam dianggap berhasil karena zero kematian atau nol angka kematian akibat Corona.
Sejak satu bulan berlalu Vietnam telah mencatatkan penularan virus Corona antar warga, Kedisiplinan dan pemerintahan yang sigap membuat negara tersebut kini sudah bisa mulai beraktivitas kembali.
Para ahli mengatakan, Vietnam bertindak sejak awal, tidak seperti negara lain yang jumlah infeksi dan pasien meninggal tercatat dalam jumlah besar karena ketidaksiapan dan disiplin masyarakatnya.
Pada awal Januari, sebelum ditemukan satu kasus positif virus Corona, pemerintah Vietnam telah memulai "langkah drastis" untuk bersiap menghadapi kasus pneumonia baru misterius, yang saat itu menelan dua korban meninggal di Wuhan.
Vietnam memberlakukan aturan-aturan yang baru bisa diimplementasi negara lain dalam waktu berbulan-bulan, seperti membatasi perjalanan, memonitor situasi dari dekat, dan pada akhirnya menutup perbatasan dengan China dan meningkatkan pemeriksaan kesehatan di perbatasan dan tempat-tempat rentan lainnya.
Sekolah-sekolah ditutup pada liburan Tahun Baru China akhir Januari lalu, dan belum buka sampai pertengahan Mei.
Pemerintah juga menjalankan operasi pelacakan kontak dengan masif dan membutuhkan banyak tenaga medis.

Pada pertengahan Maret, Vietnam memerintahkan semua pendatang dan semua warga yang memiliki kontak dengan pasien positif virus Corona untuk isolasi di pusat-pusat karantina selama 14 hari. Biayanya sebagian besar ditanggung pemerintah, meski akomodasinya tidak bisa dibilang mewah.
Meskipun Vietnam tidak memberlakukan lockdown total secara nasional, pemerintah dengan cepat menangani klaster-klaster yang bermunculan.
Dibantu warga yang patuh dan tertib membuat Vietnam lebih cepat "berdamai" atau mengalahkan  virus Corona yang hingga kini belum ditemukan vaksinnya. Kini warganya sudah dapat menikmati hidup normal dan bisa nongkrong lagi. Indonesia kapan?
Negara dengan berpenduduk 97 juta jiwa ini hanya mencatatkan sekitar 300 kasus positif COVID-19. Namun, Vietnam dianggap berhasil karena zero kematian atau nol angka kematian akibat Corona.
Sejak satu bulan berlalu Vietnam telah mencatatkan penularan virus Corona antar warga, Kedisiplinan dan pemerintahan yang sigap membuat negara tersebut kini sudah bisa mulai beraktivitas kembali.
Para ahli mengatakan, Vietnam bertindak sejak awal, tidak seperti negara lain yang jumlah infeksi dan pasien meninggal tercatat dalam jumlah besar karena ketidaksiapan dan disiplin masyarakatnya.
Pada awal Januari, sebelum ditemukan satu kasus positif virus Corona, pemerintah Vietnam telah memulai langkah drastis untuk bersiap menghadapi kasus pneumonia baru misterius, yang saat itu menelan dua korban meninggal di Wuhan.
Vietnam memberlakukan aturan-aturan yang baru bisa diimplementasi negara lain dalam waktu berbulan-bulan, seperti membatasi perjalanan, memonitor situasi dari dekat, dan pada akhirnya menutup perbatasan dengan China dan meningkatkan pemeriksaan kesehatan di perbatasan dan tempat-tempat rentan lainnya.
Sekolah-sekolah ditutup pada liburan Tahun Baru China akhir Januari lalu, dan belum buka sampai pertengahan Mei.
Pemerintah juga menjalankan operasi pelacakan kontak dengan masif dan membutuhkan banyak tenaga medis.
Pada pertengahan Maret, Vietnam memerintahkan semua pendatang dan semua warga yang memiliki kontak dengan pasien positif virus Corona untuk isolasi di pusat-pusat karantina selama 14 hari. Biayanya sebagian besar ditanggung pemerintah, meski akomodasinya tidak bisa dibilang mewah.
Meskipun Vietnam tidak memberlakukan lockdown total secara nasional, pemerintah dengan cepat menangani klaster-klaster yang bermunculan.
Dibantu warga yang patuh dan tertib membuat Vietnam lebih cepat berdamai atau mengalahkan  virus Corona yang hingga kini belum ditemukan vaksinnya. Kini warganya sudah dapat menikmati hidup normal dan bisa nongkrong lagi. Indonesia kapan?