Masjid Agung Sang Cipta Rasa menurut pengakuam salah seorang pengurus DKM Agung Sang Cipta Rasa Moh Ismail dibangun sekitar tahun 1840. Masjid ini merupakan bukti sejarah penyebaran Islam di tanah Cirebon.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan bukti romantisme Sunan Gunung Jati kepada istrinya, Nyi Mas Pakung Wati.
Sunan Gunung Jati membangun Masjid Agung Sang Cipta Rasa sebagai hadiah kepada istrinya. Sebelum bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa, masjid ini bernama Masjid Pakung Wati.
Arsitektur masjid dipengaruhi unsur Hindu. Karena, pembangunan masjid yang diprakarsai Sunan Gunung Jati ini melibatkan arsitektur hebat pada waktu itu, yakni Sunan Kalijaga dan Raden Sepat. Raden Sepat merupakan penganut Hindu, yang disebut-sebut berasal dari Majapahit.
Di ruang utama masjid juga terdapat tempat khusus bagi keluarga kesultanan Cirebon. Tempat khusus ini berada di saf paling depan dan belakang.
Untuk masuk ke bangunan utama masjid, jemaah atau pengunjung harus menundukkan kepala. Sebab, pintu utama masjid didesain pendek. Hal tersebut sebagai pengingat bahwa manusia harus menunduk atau menyembah Allah.
Di Masjid Agung Sang Cipta Rasa juga terdapat kolam keramat. Kolam ini berada di serambi masjid, berdekatan dengan pintu utama masjid. Masyarakat sekitar air di kolam keramat itu memiliki khasiat.
Beginilah potret gerbang depan masjid agung Sang Cipta Rasa yang di desain dengan warna dominan merah dan sangat kental dengan unsur hindu.