Jokowi Larang Mudik Lebaran di Tengah Wabah Corona

Ini momen saat para pemudik tujuan berbagai daerah menyemut di Stasiun Senen, Jakarta, pada 2019 lalu. Mudik lebaran 2020 akhirnya dilarang untuk memutus mata rantai penularan virus corona baru (COVID-19). Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang awalnya bersifat mengimbau warga untuk tidak pulang kampung, pada akhirnya memutuskan untuk melarang tradisi tahunan itu. Pradita Utama/detikcom.

Tradisi puluhan tahun itu pun kini hanya bisa dirindukan. Hal itu dilakukan demi memutus mata rantai penularan COVID-19.

Para ahli memprediksi kasus Corona akan meningkat pesat jika mudik tak dilarang. Ari Saputra/detikcom.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), terdiri atas Iwan Ariawan, Pandu Riono, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril juga membuat prediksi kasus Corona jika pemerintah tak melarang mudik. FKM UI memprediksi angka positif COVID-19 yang butuh pelayanan rumah sakit bakal tembus sejuta kasus. Ari Saputra/detikcom.

Jokowi mengatakan mudik tak bisa serta merta dilakukan pelarangan. Dia menyebut ada dua kelompok yang tak bisa begitu saja dilarang untuk kembali ke kampung halaman mereka. Grandyos Zafna/detikcom.

Kelompok pertama adalah warga yang terpaksa pulang mudik karena masalah ekonomi setelah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kemudian, kelompok kedua adalah warga yang mudik karena tradisi. Grandyos Zafna/detikcom.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bahwa sudah ada sekitar 7% penduduk Jakarta yang mudik lebih awal ke provinsi lain. Angka ini jugalah yang diungkap lewat survei Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub), Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pradita Utama/detikcom.

Dari survei tersebut, 37% belum memutuskan apakah akan mudik atau tidak. Bila 37% itu bakal mudik, maka ada 44% orang penduduk Jakarta yang mudik di masa wabah ini. Nantinya, puncak kasus COVID-19 yang di Jakarta akan turun karena bergeser lebih cepat. Sementara, yang di non-Jakarta Pulau Jawa akan terjadi peningkatan signifikan. Rifkianto Nugroho/detikcom.

Berikut estimasi kumulatif infeksi Corona di Pulau Jawa berdasarkan skenario 'dengan mudik' dan 'tanpa mudik'. Jawa selain Jabodetabek (dengan mudik): +/- 1.000.000 kasus COVID-19 perlu perawatan RS. Jawa selain Jabodetabek (tanpa mudik): +/ 800.000 kasus COVID-19 perlu perawatan RS. Jabodetabek: +/- 250.000 kasus COVID-19 perlu perawatan RS. Grandyos Zafna/detikcom.  

Angka tersebut diprediksi tercapai pada 1 Juli 2020. Sebelum momen puncak itu, angka kasus COVID-19 yang perlu perawatan rumah sakit bakal terus naik. Pada 24 Mei atau 1 Syawal, angka positif COVID-19 yang perlu perawatan RS sudah menembus 500 ribu kasus, bila tanpa larangan mudik. Wisma Putra/detikcom.

Sejumlah pihak mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi. Mereka minta Jokowi memberlakukan larangan mudik agar kasus Corona tidak meningkat drastis. Agung Pambudhy/detikcom.

Pada hari ini, Selasa (21/4), Presiden Jokowi akhirnya memutuskan untuk melarang mudik. Larangan itu berlaku untuk semua kelompok agar tak kembali ke kampung halamannya. ANTARA FOTO/Aji Styawan.

Jokowi meminta kepada seluruh jajarannya untuk menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan larangan itu. ANTARA FOTO/Aji Styawan.  

Ini momen saat para pemudik tujuan berbagai daerah menyemut di Stasiun Senen, Jakarta, pada 2019 lalu. Mudik lebaran 2020 akhirnya dilarang untuk memutus mata rantai penularan virus corona baru (COVID-19). Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang awalnya bersifat mengimbau warga untuk tidak pulang kampung, pada akhirnya memutuskan untuk melarang tradisi tahunan itu. Pradita Utama/detikcom.
Tradisi puluhan tahun itu pun kini hanya bisa dirindukan. Hal itu dilakukan demi memutus mata rantai penularan COVID-19.
Para ahli memprediksi kasus Corona akan meningkat pesat jika mudik tak dilarang. Ari Saputra/detikcom.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), terdiri atas Iwan Ariawan, Pandu Riono, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril juga membuat prediksi kasus Corona jika pemerintah tak melarang mudik. FKM UI memprediksi angka positif COVID-19 yang butuh pelayanan rumah sakit bakal tembus sejuta kasus. Ari Saputra/detikcom.
Jokowi mengatakan mudik tak bisa serta merta dilakukan pelarangan. Dia menyebut ada dua kelompok yang tak bisa begitu saja dilarang untuk kembali ke kampung halaman mereka. Grandyos Zafna/detikcom.
Kelompok pertama adalah warga yang terpaksa pulang mudik karena masalah ekonomi setelah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kemudian, kelompok kedua adalah warga yang mudik karena tradisi. Grandyos Zafna/detikcom.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bahwa sudah ada sekitar 7% penduduk Jakarta yang mudik lebih awal ke provinsi lain. Angka ini jugalah yang diungkap lewat survei Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub), Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pradita Utama/detikcom.
Dari survei tersebut, 37% belum memutuskan apakah akan mudik atau tidak. Bila 37% itu bakal mudik, maka ada 44% orang penduduk Jakarta yang mudik di masa wabah ini. Nantinya, puncak kasus COVID-19 yang di Jakarta akan turun karena bergeser lebih cepat. Sementara, yang di non-Jakarta Pulau Jawa akan terjadi peningkatan signifikan. Rifkianto Nugroho/detikcom.
Berikut estimasi kumulatif infeksi Corona di Pulau Jawa berdasarkan skenario dengan mudik dan tanpa mudik. Jawa selain Jabodetabek (dengan mudik): +/- 1.000.000 kasus COVID-19 perlu perawatan RS. Jawa selain Jabodetabek (tanpa mudik): +/ 800.000 kasus COVID-19 perlu perawatan RS. Jabodetabek: +/- 250.000 kasus COVID-19 perlu perawatan RS. Grandyos Zafna/detikcom.  
Angka tersebut diprediksi tercapai pada 1 Juli 2020. Sebelum momen puncak itu, angka kasus COVID-19 yang perlu perawatan rumah sakit bakal terus naik. Pada 24 Mei atau 1 Syawal, angka positif COVID-19 yang perlu perawatan RS sudah menembus 500 ribu kasus, bila tanpa larangan mudik. Wisma Putra/detikcom.
Sejumlah pihak mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi. Mereka minta Jokowi memberlakukan larangan mudik agar kasus Corona tidak meningkat drastis. Agung Pambudhy/detikcom.
Pada hari ini, Selasa (21/4), Presiden Jokowi akhirnya memutuskan untuk melarang mudik. Larangan itu berlaku untuk semua kelompok agar tak kembali ke kampung halamannya. ANTARA FOTO/Aji Styawan.
Jokowi meminta kepada seluruh jajarannya untuk menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan larangan itu. ANTARA FOTO/Aji Styawan.