Bupati Grobogan Sri Sumarni turun langsung ke lokasi kejadian untuk mengecek kondisi semburan. Ia mengaku khawatir semburan itu menjadi seperti layaknya insiden lumpur Lapindo Sidoarjo.
Atas insiden tersebut, Sri menyebut telah memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup untuk berkoordinasi dengan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah untuk penanganannya.
Semburan itu terjadi pada sebuah lubang pengeboran sumur di lahan milik Yayasan Yatama. Pertama kali lubang tersebut mengeluarkan semburan lumpur sekitar pukul 06.00 WIB. Kondisi semburan menyerupai air bercampur lumpur. Cairan cukup kental dan berwarna cukup pekat. Hanya saja cairan tersebut tidak menimbulkan bau yang menyengat.
Pengurus Yayasan Yatama, Kahar Muhroji mengatakan, pengeboran sebelumnya bertujuan untuk membuat sebuah sumur sumber air. Pengeboran dilakukan sejak hari Rabu (26/2) kemarin.
Hingga kini lubang pengeboran sumur tersebut masih terus menyemburkan air bercampur lumpur. Material yang disemburkan kian pekat. Sekitar lokasi dipasangi garis polisi agar warga tidak mendekat.
Atas kejadian itu, warga pun kaget dan heboh ingin melihat secara langsung lebih dekat dengan semburan lumpur tersebut. Warga juga mengaku khawatir takut kejadian tersebut terulang seperti tragedi Lapindo.