Potret 'Horor' Gang Saksi Bisu Begal Payudara Mahasiswi UIN Makassar

detikcom mencoba menyisiri gang sempit itu pada Jumat 21 Februari 2020 sekira pukul 23.45 Wita. Gang itu sunyi senyap dan gelap. Penerangan hanya ada di sudut-sudut bangunan indekos, yang berlokasi di belakang kampus. Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
Selain gelap, gang sepanjang sekitar 800 meter dan lebar 1,5 meter serta tinggi tembok gang sekitar 3 meter tersebut memiliki 4 belokan dengan sudut 90 derajat. Kondisi tersebut membuat aksi kejahatan tak langsung terlihat. Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
"Gang samping kampus kalau sudah gelap, untuk mahasiswi horor sekali mi memang, asli sepi sekali memang di situ. Jangankan malam, siang saja gang itu memang sepi. Memang ada indekos di balik tembok, tapi kan lorong gang tidak kelihatan jelas," ujar salah seorang mahasiswa UIN Alauddin Makassar, Rezki Aslang (25).Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
Tembok gang ini merupakan pemisah antara lingkungan kampus dengan area indekos para mahasiswa. Tak heran jika lorong gang menjadi akses utama bagi korban menuju rumah kos miliknya atau bagi korban yang mau mengujungi rumah kos rekannya. Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
"Saya pernah kos di belakang kampus. Sebenarnya dulu mahasiswa bisa pulang ke kos lewat halaman kampus, nanti di kampus ada tempat menyeberang ke area indekos. Tapi sekitar 3 bulan terakhir ini, kampus memberlakukan jam malam, kalau sudah magrib, biasanya pagar kampus ditutup. Jadi para mahasiswa yang ngekos di belakang harus lewat di gang sempit itu kalau sudah malam," cerita Jumra, salah seorang mahasiswi.  Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
Sekira 10 mahasiswi UIN Alauddin Makassar menjadi sasaran pelaku pelecehan seksual begal payudara. Mahasiswi yang melintas di gang tersebut menjadi korban tak perduli sedang berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
Peristiwa tersebut tentu membuat para mahasiswi trauma. Diduga pelaku mengincar pelaku saat suasana sepi. Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
detikcom mencoba menyisiri gang sempit itu pada Jumat 21 Februari 2020 sekira pukul 23.45 Wita. Gang itu sunyi senyap dan gelap. Penerangan hanya ada di sudut-sudut bangunan indekos, yang berlokasi di belakang kampus. Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
Selain gelap, gang sepanjang sekitar 800 meter dan lebar 1,5 meter serta tinggi tembok gang sekitar 3 meter tersebut memiliki 4 belokan dengan sudut 90 derajat. Kondisi tersebut membuat aksi kejahatan tak langsung terlihat. Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
Gang samping kampus kalau sudah gelap, untuk mahasiswi horor sekali mi memang, asli sepi sekali memang di situ. Jangankan malam, siang saja gang itu memang sepi. Memang ada indekos di balik tembok, tapi kan lorong gang tidak kelihatan jelas, ujar salah seorang mahasiswa UIN Alauddin Makassar, Rezki Aslang (25).Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
Tembok gang ini merupakan pemisah antara lingkungan kampus dengan area indekos para mahasiswa. Tak heran jika lorong gang menjadi akses utama bagi korban menuju rumah kos miliknya atau bagi korban yang mau mengujungi rumah kos rekannya. Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
Saya pernah kos di belakang kampus. Sebenarnya dulu mahasiswa bisa pulang ke kos lewat halaman kampus, nanti di kampus ada tempat menyeberang ke area indekos. Tapi sekitar 3 bulan terakhir ini, kampus memberlakukan jam malam, kalau sudah magrib, biasanya pagar kampus ditutup. Jadi para mahasiswa yang ngekos di belakang harus lewat di gang sempit itu kalau sudah malam, cerita Jumra, salah seorang mahasiswi.  Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
Sekira 10 mahasiswi UIN Alauddin Makassar menjadi sasaran pelaku pelecehan seksual begal payudara. Mahasiswi yang melintas di gang tersebut menjadi korban tak perduli sedang berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
Peristiwa tersebut tentu membuat para mahasiswi trauma. Diduga pelaku mengincar pelaku saat suasana sepi. Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom