'COVID-19' Resmi jadi Nama Panggilan Virus Corona

Kepala Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus akhirnya mengumumkan nama resmi untuk virus corona jenis baru yakni COVID-19.
"CO" adalah singkatan dari "corona", "VI" singkatan dari "virus", "D" untuk penyakit (disease), dan "19" untuk tahun 2019, karena virus corona jenis baru ini pertama kali dikonfirmasi secara resmi pada Desember tahun lalu.
Ghebreyesus menambahkan WHO sengaja tidak menggunakan nama-nama yang dapat dikaitkan dengan wilayah geografis, hewan, atau sekelompok orang.
WHO juga mengumumkan lebih dari 1.000 orang meninggal akibat terinfeksi COVID-2019. Ghebreyesus meminta dunia untuk bertindak dan memperingatkan bahwa ''virus ini menciptakan pergolakan politik, ekonomi, dan masalah sosial lebih kuat daripada serangan teroris apa pun.''
Hingga Rabu (12/02), jumlah kematian akibat COVID-2019 mencapai 1.115 orang, setelah provinsi Hubei melaporkan 94 kematian baru dan tiga kematian di wilayah China lainnya.
WHO sebelumnya memberi virus nama sementara virus Corona '2019-nCoV' dan Komisi Kesehatan Nasional China minggu ini mengatakan sementara waktu menyebutnya 'novel coronavirus pneumonia' atau NCP.
Penyebaran COVID-2019 telah melumpuhkan ekonomi China. Banyak perusahaan besar menghentikan sementara kegiatan mereka dan meminta karyawan untuk tinggal di rumah sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit.
WHO telah mengadakan konferensi dengan 400 ahli medis untuk menyiapkan roadmap dalam merespons wabah COVID-2019, termasuk pembahasan seputar vaksin.
Kepala Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus akhirnya mengumumkan nama resmi untuk virus corona jenis baru yakni COVID-19.
CO adalah singkatan dari corona, VI singkatan dari virus, D untuk penyakit (disease), dan 19 untuk tahun 2019, karena virus corona jenis baru ini pertama kali dikonfirmasi secara resmi pada Desember tahun lalu.
Ghebreyesus menambahkan WHO sengaja tidak menggunakan nama-nama yang dapat dikaitkan dengan wilayah geografis, hewan, atau sekelompok orang.
WHO juga mengumumkan lebih dari 1.000 orang meninggal akibat terinfeksi COVID-2019. Ghebreyesus meminta dunia untuk bertindak dan memperingatkan bahwa virus ini menciptakan pergolakan politik, ekonomi, dan masalah sosial lebih kuat daripada serangan teroris apa pun.
Hingga Rabu (12/02), jumlah kematian akibat COVID-2019 mencapai 1.115 orang, setelah provinsi Hubei melaporkan 94 kematian baru dan tiga kematian di wilayah China lainnya.
WHO sebelumnya memberi virus nama sementara virus Corona 2019-nCoV dan Komisi Kesehatan Nasional China minggu ini mengatakan sementara waktu menyebutnya novel coronavirus pneumonia atau NCP.
Penyebaran COVID-2019 telah melumpuhkan ekonomi China. Banyak perusahaan besar menghentikan sementara kegiatan mereka dan meminta karyawan untuk tinggal di rumah sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit.
WHO telah mengadakan konferensi dengan 400 ahli medis untuk menyiapkan roadmap dalam merespons wabah COVID-2019, termasuk pembahasan seputar vaksin.