Staf Medis Hong Kong Tuntut Perbatasan China Ditutup Imbas Corona

Sejumlah staf medis di Hong Kong menggelar aksi unjuk rasad di depan kantor pemerintah Hong Kong, Rabu (5/2/2020). AP Photo/Vincent Yu.

Aksi unjuk rasa itu digelar guna menuntut pemerintah menutup perbatasan China untuk sementara waktu guna menekan jumlah warga Hong Kong yang terinfeksi virus corona. AP Photo/Vincent Yu.
Aksi unjuk rasa itu sebelumnya telah dilakukan oleh para petugas medis di Hong Kong sejak beberapa hari lalu. Anthony Kwan/Getty Images.
Dengan membawa poster berbagai gambar dan tulisan para petugas medis tersebut meminta pemerintah menutup sementara perbatasan China guna menekan jumlah warga Hong Kong yang terinfeksi virus corona semakin bertambah. Anthony Kwan/Getty Images.
Kekhawatiran mereka terhadap wabah virus corona bukan tanpa alasan. Seperti diketahui, Hong Kong menjadi salah satu wilayah yang telah melaporkan adanya kasus Novel Coronavirus di wilayah tersebut beberapa waktu lalu setelah virus itu diketahui telah menyebar ke sejumlah wilayah usai pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Anthony Kwan/Getty Images.
Tak hanya itu, Hong Kong juga menjadi negara kedua di luar China daratan yang mengonfirmasi kematian akibat virus corona tipe baru. AP Photo/Vincent Yu.
Sebelum Hong Kong, Filipina telah lebih dahulu melaporkan kematian salah seorang penderita virus corona di luar wilayah China. Anthony Kwan/Getty Images.
Korban meninggal di Hong Kong adalah seorang pria berusia 39 tahun yang bepergian ke Wuhan pada 21 Januari lalu dan kembali dua hari kemudian. Sebelumnya, otoritas kesehatan setempat menyebut korban sudah memiliki penyakit penyerta. Anthony Kwan/Getty Images.

Atas kejadian tersebut petinggi Hong Kong, Carrie Lam, semakin memperketat pengawasan di perbatasan kota dengan China namun tidak menutup akses perbatasan tersebut. Anthony Kwan/Getty Images.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat dan para pekerja melakukan aksi mogok. Dalam sebuah pernyataan, Otoritas Rumah Sakit Hong Kong bahkan menyebut layanan darurat telah terpengaruh karena banyak staf yang tidak bekerja. AP Photo/Vincent Yu.
Sejumlah staf medis di Hong Kong menggelar aksi unjuk rasad di depan kantor pemerintah Hong Kong, Rabu (5/2/2020). AP Photo/Vincent Yu.
Aksi unjuk rasa itu digelar guna menuntut pemerintah menutup perbatasan China untuk sementara waktu guna menekan jumlah warga Hong Kong yang terinfeksi virus corona. AP Photo/Vincent Yu.
Aksi unjuk rasa itu sebelumnya telah dilakukan oleh para petugas medis di Hong Kong sejak beberapa hari lalu. Anthony Kwan/Getty Images.
Dengan membawa poster berbagai gambar dan tulisan para petugas medis tersebut meminta pemerintah menutup sementara perbatasan China guna menekan jumlah warga Hong Kong yang terinfeksi virus corona semakin bertambah. Anthony Kwan/Getty Images.
Kekhawatiran mereka terhadap wabah virus corona bukan tanpa alasan. Seperti diketahui, Hong Kong menjadi salah satu wilayah yang telah melaporkan adanya kasus Novel Coronavirus di wilayah tersebut beberapa waktu lalu setelah virus itu diketahui telah menyebar ke sejumlah wilayah usai pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Anthony Kwan/Getty Images.
Tak hanya itu, Hong Kong juga menjadi negara kedua di luar China daratan yang mengonfirmasi kematian akibat virus corona tipe baru. AP Photo/Vincent Yu.
Sebelum Hong Kong, Filipina telah lebih dahulu melaporkan kematian salah seorang penderita virus corona di luar wilayah China. Anthony Kwan/Getty Images.
Korban meninggal di Hong Kong adalah seorang pria berusia 39 tahun yang bepergian ke Wuhan pada 21 Januari lalu dan kembali dua hari kemudian. Sebelumnya, otoritas kesehatan setempat menyebut korban sudah memiliki penyakit penyerta. Anthony Kwan/Getty Images.
Atas kejadian tersebut petinggi Hong Kong, Carrie Lam, semakin memperketat pengawasan di perbatasan kota dengan China namun tidak menutup akses perbatasan tersebut. Anthony Kwan/Getty Images.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat dan para pekerja melakukan aksi mogok. Dalam sebuah pernyataan, Otoritas Rumah Sakit Hong Kong bahkan menyebut layanan darurat telah terpengaruh karena banyak staf yang tidak bekerja. AP Photo/Vincent Yu.