Intip Dapur Pembuatan Seragam Keraton Agung Sejagat

Seragam Raja, Ratu dan pengikut Keraton Agung Sejagat ternyata dipesan dari tempat pembuatan kostum di Bantul. Pemilik Putro Moelyono Drumband, Bantul yakni Wahyu Agung Santoso (35) menceritakan awal mula 'ratu' Fanni Aminadia menghubunginya.
Lanjut pria yang kerap disapa Koko ini, Fanni menghubunginya karena dia juga mempromosikan usaha miliknya melalui medsos dan website. Setelah menyanggupinya, Fanni lantas mendatangi rumah sekaligus tempat usaha Koko untuk menunjukkan desain seragam pesanannya.
Setelah mencapai persetujuan, Fanni lalu membayar Rp 1 juta sebagai tanda jadi. Selanjutnya, Koko dan karyawannya mulai mengerjakan pesanan seragam tersebut.
Koko mengaku tidak ada kesulitan dalam mengerjakan pesanan seragam tersebut. Namun, ia mengaku cukup lama dalam membuat ikat pinggang karena penuh dengan ornamen.
Pantauan detikcom, Koko menyimpan baju model seragam Keraton Agung Sejagat yang sengaja disimpannya untuk keperluan display di tempat usahanya.
Seragam itu terdiri dari baju berwarna hitam dengan ornamen warna kuning pada kerahnya. Selain itu pada bagian pundak terdapat aksesori seperti pangkat dengan ornamen aksara Jawa yang dibaca 'Keraton Agung Sejagat'.
Sedangkan pada topi terdapat lambang dengan susunan sebuah gambar menyerupai kompas dan logo PBB di tengahnya. Di bagian atas logo tersebut terdapat bintang dan mahkota. Untuk bagian samping logo terdapat dua buah gambar kapas yang bagian bawahnya terdapat sebuah tulisan 'IMPERIAL FORCES'.
Untuk aksesori, pada ikat pinggang berupa kain dengan ornamen berwarna kuning dan pada bagian tengah terdapat ornamen menyerupai matahari. Selain itu terdapat pula selempang berwarna kuning dengan garis merah dan simpul tali pada bahu bak ajudan.
Koko bercerita, usaha pembuatan kostum ini dirintis oleh ayahnya sejak tahun 1968. Selanjutnya, ia melanjutkan usaha tersebut setelah ayahnya meninggal pada tahun 2007.
'Raja' dan 'ratu' Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso dan Fanni Aminadia hingga saat ini masih ditahan di Polda Jateng. Polisi masih mendalami kasus dugaan penipuan yang dilakukan keduanya melalui Keraton Agung Sejagat.
Seragam Raja, Ratu dan pengikut Keraton Agung Sejagat ternyata dipesan dari tempat pembuatan kostum di Bantul. Pemilik Putro Moelyono Drumband, Bantul yakni Wahyu Agung Santoso (35) menceritakan awal mula ratu Fanni Aminadia menghubunginya.
Lanjut pria yang kerap disapa Koko ini, Fanni menghubunginya karena dia juga mempromosikan usaha miliknya melalui medsos dan website. Setelah menyanggupinya, Fanni lantas mendatangi rumah sekaligus tempat usaha Koko untuk menunjukkan desain seragam pesanannya.
Setelah mencapai persetujuan, Fanni lalu membayar Rp 1 juta sebagai tanda jadi. Selanjutnya, Koko dan karyawannya mulai mengerjakan pesanan seragam tersebut.
Koko mengaku tidak ada kesulitan dalam mengerjakan pesanan seragam tersebut. Namun, ia mengaku cukup lama dalam membuat ikat pinggang karena penuh dengan ornamen.
Pantauan detikcom, Koko menyimpan baju model seragam Keraton Agung Sejagat yang sengaja disimpannya untuk keperluan display di tempat usahanya.
Seragam itu terdiri dari baju berwarna hitam dengan ornamen warna kuning pada kerahnya. Selain itu pada bagian pundak terdapat aksesori seperti pangkat dengan ornamen aksara Jawa yang dibaca Keraton Agung Sejagat.
Sedangkan pada topi terdapat lambang dengan susunan sebuah gambar menyerupai kompas dan logo PBB di tengahnya. Di bagian atas logo tersebut terdapat bintang dan mahkota. Untuk bagian samping logo terdapat dua buah gambar kapas yang bagian bawahnya terdapat sebuah tulisan IMPERIAL FORCES.
Untuk aksesori, pada ikat pinggang berupa kain dengan ornamen berwarna kuning dan pada bagian tengah terdapat ornamen menyerupai matahari. Selain itu terdapat pula selempang berwarna kuning dengan garis merah dan simpul tali pada bahu bak ajudan.
Koko bercerita, usaha pembuatan kostum ini dirintis oleh ayahnya sejak tahun 1968. Selanjutnya, ia melanjutkan usaha tersebut setelah ayahnya meninggal pada tahun 2007.
Raja dan ratu Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso dan Fanni Aminadia hingga saat ini masih ditahan di Polda Jateng. Polisi masih mendalami kasus dugaan penipuan yang dilakukan keduanya melalui Keraton Agung Sejagat.