Tantangan Melestarikan Bekantan dari Ancaman Kepunahan

Seekor bekantan nampak beraktivitas di kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan, Tarakan, Kalimantan Utara.
Bekantan yang memiliki nama latin Nasalis Larvatus ini merupakan primata yang banyak ditemukan di kawasan Borneo atau Pulau Kalimantan.

Bekantan kerap ditemukan di kawasan hutan bakau, hutan rawa, maupun hutan pantai. Primata yang banyak menghabiskan waktunya di pohon ini hidup secara berkelompok.
Menariknya, keunikan primata ini bahkan sudah tersohor hingga mancanegara. Selain menjadi lambang salah satu taman bermain di Indonesia, Bekantan juga menjadi maskot fauna untuk provinsi Kalimantan Selatan.
Meski begitu, bekantan tak berarti terlepas dari ancaman kepunahan. Penebangan hutan ilegal hingga kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalimantan mengancam kelestarian hidup primata ini.
Baik penebangan hutan ilegal maupun karhutla, keduanya sama-sama merusak habitat primata langka ini.
Imbasnya tak jarang ditemukan kasus bekantan masuk ke dalam perkampungan warga untuk mencari makan akibat habitat mereka yang rusak maupun terganggu.

Selain itu, bekantan juga dihadapkan pada ancaman perburuan liar karena bentuknya yang unik dan tak banyak ditemukan di kawasan lain. Padahal bekantan merupakan primata yang hidup di alam liar dan bukan merupakan hewan peliharaan.
Berbagai ancaman tersebut membuat populasi bekantan kini masuk dalam salah satu hewan yang terancam punah dan harus dilestarikan.
Pasalnya jika tidak dilestarikan dan berbagai ancaman tersebut terus menerus terjadi bukan tak mungkin di masa yang akan datang bekantan akan benar-benar hilang dan hanya tersisa di dalam foto maupun hiasan.
Seekor bekantan nampak beraktivitas di kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan, Tarakan, Kalimantan Utara.
Bekantan yang memiliki nama latin Nasalis Larvatus ini merupakan primata yang banyak ditemukan di kawasan Borneo atau Pulau Kalimantan.
Bekantan kerap ditemukan di kawasan hutan bakau, hutan rawa, maupun hutan pantai. Primata yang banyak menghabiskan waktunya di pohon ini hidup secara berkelompok.
Menariknya, keunikan primata ini bahkan sudah tersohor hingga mancanegara. Selain menjadi lambang salah satu taman bermain di Indonesia, Bekantan juga menjadi maskot fauna untuk provinsi Kalimantan Selatan.
Meski begitu, bekantan tak berarti terlepas dari ancaman kepunahan. Penebangan hutan ilegal hingga kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalimantan mengancam kelestarian hidup primata ini.
Baik penebangan hutan ilegal maupun karhutla, keduanya sama-sama merusak habitat primata langka ini.
Imbasnya tak jarang ditemukan kasus bekantan masuk ke dalam perkampungan warga untuk mencari makan akibat habitat mereka yang rusak maupun terganggu.
Selain itu, bekantan juga dihadapkan pada ancaman perburuan liar karena bentuknya yang unik dan tak banyak ditemukan di kawasan lain. Padahal bekantan merupakan primata yang hidup di alam liar dan bukan merupakan hewan peliharaan.
Berbagai ancaman tersebut membuat populasi bekantan kini masuk dalam salah satu hewan yang terancam punah dan harus dilestarikan.
Pasalnya jika tidak dilestarikan dan berbagai ancaman tersebut terus menerus terjadi bukan tak mungkin di masa yang akan datang bekantan akan benar-benar hilang dan hanya tersisa di dalam foto maupun hiasan.