Menyusuri Jembatan Apung di Kabupaten Bandung

Sejumlah warga melintasi jembatan apung di Desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (16/9/2019). 
Jembatan dengan panjang sekitar 70 meter ini menghubungan dua Desa dan Kecamatan yaitu Desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah dengan Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot.
Terdapat 83 buah drum plastik kosong yang menopang berdirinya jembatan ini.
Pembangunan jembatan ini diinisiasi Satgas Citarum Harum dan pembangunannya dilakukan bersama warga sekitar.
Jembatan ini merupakan jalur alternatif untuk menghindari kemacetan bagi warga dan diperuntukkan hanya bagi pejalan kaki dan pengguna kendaraan roda dua.
Keunikan jembatan ini yaitu tingginya dapat menyesuaikan tergantung debit air sungai, sehingga jembatan ini dinamis.
Jembatan ini dibuka dari pukul 5 pagi hingga pukul 9 malam. Bagi warga yang melintas dapat memberi uang sukarela kepada penjaga pos jembatan. 
Sejumlah warga melintasi jembatan apung di Desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (16/9/2019). 
Jembatan dengan panjang sekitar 70 meter ini menghubungan dua Desa dan Kecamatan yaitu Desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah dengan Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot.
Terdapat 83 buah drum plastik kosong yang menopang berdirinya jembatan ini.
Pembangunan jembatan ini diinisiasi Satgas Citarum Harum dan pembangunannya dilakukan bersama warga sekitar.
Jembatan ini merupakan jalur alternatif untuk menghindari kemacetan bagi warga dan diperuntukkan hanya bagi pejalan kaki dan pengguna kendaraan roda dua.
Keunikan jembatan ini yaitu tingginya dapat menyesuaikan tergantung debit air sungai, sehingga jembatan ini dinamis.
Jembatan ini dibuka dari pukul 5 pagi hingga pukul 9 malam. Bagi warga yang melintas dapat memberi uang sukarela kepada penjaga pos jembatan.