Marsani (55) bersama sang istri Salinah (22) dan cucu Fahri (10 bulan) berdiri di depan rumahnya yang rusak usai gempa berkekuatan 6,9 M mengguncang wilayah Banten, Sabtu (3/8/2019).
Marsani jadi salah satu warga di Desa Panjang Jaya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, yang mengalami kerugian materil akibat gempa Banten.
Rumah yang ditinggali Marsani bersama istri, anak dan cucunya, itu kini nampak rusak dan tak memungkinkan untuk ditinggali.
Di kamar orang tua Marsani, Sukmi (70) bagian dinding dan atap ruangan tersebut rusak akibat gempa berkekuatan 6,9 M yang mengguncang wilayah Banten.
Di bagian dalam rumah Marsani pun nampak sejumlah barang berhamburan dan hancur di lantai akibat gempa Banten yang terjadi pada Jumat (2/8/2019) malam.
Marsani pun mengaku trauma dengan adanya gempa tersebut. Saat ditemui detikcom, pria yang bekerja sebagai buruh tani ini mengaku panik saat gempa mengguncang rumahnya. Dia bersama keluarga langsung keluar menyelamatkan diri.
Kini, ia bersama istri, anak, dan cucunya mengungsi di kediaman anak pertamanya karena rumah yang dimilikinya rusak cukup berat dan tak layak dihuni usai gempa mengguncang wilayah Pandeglang, Banten.
Kerugian yang dialami Marsani pun tak sedikit akibat gempa tersebut. Rumahnya yang rusak cukup berat tentunya membutuhkan dana yang juga cukup besar untuk memperbaikinya.
Marsani mengaku belum mendapatkan bantuan apapun setelah terjadi gempa. Dia berharap mendapat bantuan untuk membangun kembali rumahnya.
Harapan Marsani untuk bisa kembali membangun rumahnya yang rusak akibat gempa bukan tanpa alasan. Menurutnya, hanya rumah tersebut satu-satunya tempat tinggal yang ia miliki bersama keluarganya. Oleh karena itu, pascagempa Banten yang mengguncang wilayahnya tersebut, Marsani memiliki harapan besar untuk dapat membangun kembali rumahnya.