Miris, Jepang Kembali Legalkan Berburu Ikan Paus

Nelayan Jepang kembali berburu ikan paus untuk komersil sejak Senin (1/7/2019). Aktivitas itu dilakukan Jepang setelah sebelumnya mundur dari Komisi Perburuan Paus Internasional (IWC). Stringer/Reuters.
Dilansir dari BBC Indonesia, Kementerian perikanan Jepang telah menetapkan batas maksimum perburuan paus musim ini, yaitu 52 ekor paus minke, 150 paus Bryde, dan 25 paus sei. Jumlah keseluruhan batas maksimum jumlah paus tersebut adalah 227 ekor. Kyodo via Reuters.
Sebelumnya, Jepang terakhir kali berburu ikan paus pada tahun 1986, namun negara itu tetap melakukan perburuan paus untuk kepentingan penelitian. Kini, usai mundur dari ICW Jepang kembali berburu ikan paus untuk kepentingan komersial sejak 1 Juli lalu. Stringer/Reuters.
Keputusan Jepang untuk kembali berburu ikan paus ini pun disambut baik oleh para pemburu paus. Upacara pemberangkatan kapal-kapal pemburu paus pun dilakukan di utara Kota Kushiro, Jepang, dan dihadiri oleh Direktur Jenderal Perikanan Jepang, Shigeto Hase. Kyodo via Reuters.
Menurut Daftar Merah Spesies Terancam IUCN, paus minke dan Bryde tidak masuk kategori terancam punah. Sementara paus sei yang masuk kategori tersebut, jumlahnya justru kian meningkat. Kelompok-kelompok pemerhati lingkungan seperti Greenpeace dan Sea Shepherd tetap mengkritik berlanjutnya praktik perburuan paus di Jepang, meski tidak memiliki rencana aksi yang konkret untuk menentang negara tersebut. Issei Kato/Reuters.
Seperti negara-negara lainnya yang melegalkan praktik perburuan paus, Jepang beralasan bahwa berburu dan mengonsumsi paus adalah bagian dari budaya mereka. Kyodo via Reuters.
Sejumlah komunitas pesisir di Jepang telah berburu paus selama berabad-abad, namun konsumsi paus sendiri baru menyebarluas setelah Perang Dunia Kedua ketika terjadi kelangkaan makanan. Issei Kato/Reuters.
Sejak tahun 1987, Jepang telah membunuh sekitar 200 hingga 1.200 ekor ikan paus setiap tahunnya di bawah pengecualian pelarangan untuk tujuan penelitian ilmiah. Kritikus mengatakan bahwa itu hanya alasan bagi Jepang agar dapat memburu paus untuk keperluan konsumsi, karena daging paus yang dibunuh untuk kepentingan penelitian itu biasanya berakhir dijualbelikan. Issei Kato/Reuters.
Perburuan paus telah dilakukan Jepang sejak berabad-abad lalu dan dagingnya menjadi sumber protein utama dalam tahun-tahun pasca-perang Dunia II saat Jepang tengah berupaya bangkit usai mengalami kekalahan perang. Issei Kato/Reuters.
Kebiasaan berburu dan memakan daging paus sejak berabad-abad lalu itu membuat ikan tersebut memiliki penikmatnya sendiri yang hingga kini masih mengonsumsi daging ikan paus tersebut. Issei Kato/Reuters.