Tradisi Hidangan Tuhan di Bumi Para Nabi

Masjid Al Azhar di Kairo, Mesir tampak dari luar. Mesir dijuluki Ardlu Al Anbiya atau Bumi Para Nabi. Kita akan menjumpai budaya menarik khas Mesir selama bulan Ramadhan. (Wafi Maqosid/Istimewa)

Sudut depan Masjid Sayyidina Husein. Musim semi sedang terjadi di Mesir sejak awal Maret dengan suhu 35°- 40°C. Waktu berpuasa sehari rata-rata 15 jam (Wafi Maqosid/Istimewa)

Setiap sore hari menjelang berbuka, hampir di setiap tempat digelar penyajian Maidatu Ar Rahman atau Hidangan Tuhan. Inilah tradisi Ramadhan yang khas di Mesir (Wafi Maqosid/Istimewa)

Hidangan Tuhan ini disediakan oleh para Muhsinin atau donatur secara cuma-cuma. Mereka berlomba menyediakan iftar untuk orang berpuasa. Menu Hidangan Tuhan terdiri dari nasi, roti, daging dan sayur (Wafi Maqosid/Istimewa)

Penulis (tengah) bersama para mahasiswa Indonesia di Masjid Al Azhar, Kairo. Masjid ini sering menjadi tempat bagi para mahasiswa Al Azhar untuk mengisi waktu belajar (Wafi Maqosid/Istimewa)

Masjid Al Azhar di Kairo, Mesir tampak dari luar. Mesir dijuluki Ardlu Al Anbiya atau Bumi Para Nabi. Kita akan menjumpai budaya menarik khas Mesir selama bulan Ramadhan. (Wafi Maqosid/Istimewa)
Sudut depan Masjid Sayyidina Husein. Musim semi sedang terjadi di Mesir sejak awal Maret dengan suhu 35°- 40°C. Waktu berpuasa sehari rata-rata 15 jam (Wafi Maqosid/Istimewa)
Setiap sore hari menjelang berbuka, hampir di setiap tempat digelar penyajian Maidatu Ar Rahman atau Hidangan Tuhan. Inilah tradisi Ramadhan yang khas di Mesir (Wafi Maqosid/Istimewa)
Hidangan Tuhan ini disediakan oleh para Muhsinin atau donatur secara cuma-cuma. Mereka berlomba menyediakan iftar untuk orang berpuasa. Menu Hidangan Tuhan terdiri dari nasi, roti, daging dan sayur (Wafi Maqosid/Istimewa)
Penulis (tengah) bersama para mahasiswa Indonesia di Masjid Al Azhar, Kairo. Masjid ini sering menjadi tempat bagi para mahasiswa Al Azhar untuk mengisi waktu belajar (Wafi Maqosid/Istimewa)