"Dugaan kematian buaya Mery adalah faktor dari awal rescue di Tombariri dan dibawa ke TWA Batu Putih (Daops Manggala Agni) sudah mengalami drop, dan dugaan sementara adalah mengalami heatstrock. Selain itu ditemukan akumulasi gas yang sangat banyak di organ lambung," demikian laporan tim dokter.
Buaya Mery dinekropsi pada hari Senin (21/1) oleh dokter hewan PPS Tasikoki drh Dwielma Nubatonis dan drhFahmi Agustiadi dibantu oleh Billy Lolowang dan Deity Mekel. Nekropsi ini disaksikan oleh pihak BKSDA dan pihak Polres Tomohon.
Proses Nekropsi dimulai pada pukul 13.00 wita dan proses nekropsi selesai pukul 16.00 wita.
"Bangkai buaya Mery lalu dikuburkan di kawasan TWA Batu Putih pukul 17.30 WITA," ujarnya.
Beberapa sampel organ buaya perlu dilakukan pengujian laboratorium lebih lanjut untuk menegakkan diagnosa yang ada.