Napak Tilas Kejayaan VOC di Masa Lalu Lewat Museum Bahari

Sejarah bangsa Indonesia tak bisa dilepaskan dengan sepak terjang kejayaan Maritim Nusantara dan juga peran kongsi dagang milik Belanda, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), di Indonesia.

Museum Bahari yang berlokasi di Jalan Pasar Ikan nomor 1 Sunda Kelapa, Jakarta Utara ini menjadi salah satu saksi kejayaan laut Nusantara dan sisa-sisa peninggalan VOC.

Seorang pemandu wisata menjelaskan tentang sejarah Museum Bahari yang dahulu pernah menjadi kantor dagang dan gudang rempah di zaman VOC.

Kehadiran VOC dan Belanda di Jakarta pun menjadi sejarah sendiri yang membuat kondisi sosial dan budaya di Jakarta memiliki keragaman yang khas. Pernah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah membuat Jakarta didatangi oleh beragam kalangan dari berbagai negara di dunia.

Museum Bahari menampilkan beragam miniatur model kapal dan alat-alat navigasi pelayaran dari berbagai daerah di Indonesia.

Museum ini diketahui dibangun pada tahun 1652 di masa akhir kepemimpinan Gubernur Jenderal Christoffel van Swoll. Pembangunannya pun dilaksanakan bertahap hingga tahun 1774.

Di dalam Museum Bahari pun terdapat sejumlah diorama yang menampilkan beragam tokoh dari berbagai negara di dunia yang melakukan pelayaran dan bekerja sama dengan VOC untuk berdagang rempah-rempah.

Di zaman VOC selain digunakan sebagai gudang penyimpanan rempah-rempah, bangunan itu juga menjadi tempat pemilihan, penjemuran dan pengepakan rempah-rempah. Pada saat itu rempah yang banyak dicari adalah kopi dan teh.

Beralih ke masa pendudukan Jepang, bangunan ini hanya dijadikan sebagai tempat penyimpanan logistik tentara Jepang.

Kini bangunan itu berubah fungsi menjadi museum. Meski bangunan itu pernah terbakar beberapa waktu lalu, Museum Bahari masih menjadi salah satu tempat wisata edukasi favorit di Jakarta.

Sejarah bangsa Indonesia tak bisa dilepaskan dengan sepak terjang kejayaan Maritim Nusantara dan juga peran kongsi dagang milik Belanda, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), di Indonesia.
Museum Bahari yang berlokasi di Jalan Pasar Ikan nomor 1 Sunda Kelapa, Jakarta Utara ini menjadi salah satu saksi kejayaan laut Nusantara dan sisa-sisa peninggalan VOC.
Seorang pemandu wisata menjelaskan tentang sejarah Museum Bahari yang dahulu pernah menjadi kantor dagang dan gudang rempah di zaman VOC.
Kehadiran VOC dan Belanda di Jakarta pun menjadi sejarah sendiri yang membuat kondisi sosial dan budaya di Jakarta memiliki keragaman yang khas. Pernah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah membuat Jakarta didatangi oleh beragam kalangan dari berbagai negara di dunia.
Museum Bahari menampilkan beragam miniatur model kapal dan alat-alat navigasi pelayaran dari berbagai daerah di Indonesia.
Museum ini diketahui dibangun pada tahun 1652 di masa akhir kepemimpinan Gubernur Jenderal Christoffel van Swoll. Pembangunannya pun dilaksanakan bertahap hingga tahun 1774.
Di dalam Museum Bahari pun terdapat sejumlah diorama yang menampilkan beragam tokoh dari berbagai negara di dunia yang melakukan pelayaran dan bekerja sama dengan VOC untuk berdagang rempah-rempah.
Di zaman VOC selain digunakan sebagai gudang penyimpanan rempah-rempah, bangunan itu juga menjadi tempat pemilihan, penjemuran dan pengepakan rempah-rempah. Pada saat itu rempah yang banyak dicari adalah kopi dan teh.
Beralih ke masa pendudukan Jepang, bangunan ini hanya dijadikan sebagai tempat penyimpanan logistik tentara Jepang.
Kini bangunan itu berubah fungsi menjadi museum. Meski bangunan itu pernah terbakar beberapa waktu lalu, Museum Bahari masih menjadi salah satu tempat wisata edukasi favorit di Jakarta.