Di ruang tamu, Sandiaga berbincang dengan putri Gus Dur, Yenny Wahid. Setelah menunggu 5 menit, Sinta Nuriyah datang ke ruang tamu. Sandiaga langsung menghampiri dan mencium tangan Sinta 3 kali.
Usai bertemu, Sandiaga mengaku mendengarkan wejangan dari Sinta dalam pertemuan 90 menit itu. "Tentunya beberapa wejangan juga agar terus bisa memberdayakan masyarakat marginal. Ibu (Sinta) masih aktif sekali keliling. Kalau orang lain mungkin buka puasa, kalau ibu sahur, keliling Indonesia dengan masyarakat-masyarakat marginal. Ini jadi keteladanan Ibu dan patut jadi inspirasi," paparnya.
Seusai pertemuan, Sandiaga diberi bekal berupa potongan tempe mendoan yang dimasak Sinta. Sandi bilang, tempe itu tidak setipis kartu ATM.
"Saya juga dikasih oleh-oleh tempe yang tidak tipis seperti kartu ATM. Karena kebetulan lagi saum (puasa). sama-sama saum, ibu ini puasa terus dan saya kebetulan hari Senin puasa, dan nanti ini buat buka puasa," kata Sandiaga. Foto: Indra Komara/detikcom
Menurut Sinta, Sandiaga meminta masukan bagaimana mengatur negara. Sinta menilai memimpin negara tidak mudah. "Pak Sandi semuanya tahu menjadi cawapres. Saya kira untuk menjadi pemimpin itu tidak gampang. Sangat berat, sangat sulit. Karena itu beliau juga mencari banyak sangu atau masukan-masukan dari yang tua-tua bagaimana caranya mengatur negara dan sebagainya agar bisa betul-betul bisa membangun masyarakat ini ke masyarakat yang sejahtera, yang rukun, damai, dan bisa tetap menjadi satu kesatuan negara Republik Indonesia," papar Sinta.