39 Tahun Revolusi, Presiden Daniel Ortega Terancam Kudeta

Gelombang protes anti-pemerintah masih terus berlanjut di Nikaragua. Tepatnya di perayaan 39 Tahun Revolusi negara tersebut, Aksi demo masyarakat yang awalnya mengkritik kebijakan pemerintah terkait pemotongan dana pensiun meluas menjadi upaya penggulingan kekuasaan Presiden Nikaragua saat ini, Daniel Ortega. Jorge Cabrera/Reuters.
Presiden Daniel Ortega pun menggunakan peringatan 39 tahun Revolusi 1979 melawan diktator Anastasio Somoza untuk merayakan penguatan kekuasaannya setelah tiga bulan protes anti-pemerintah. Presiden Ortega menyatakan bahwa dirinya tak akan mundur dari jabatannya sebagai presiden Nikaragua. Oswaldo Rivas/Reuters.
Peringatan 39 tahun Revolusi 1979 dilaksanakan di ibukota Managua, Nikaragua, Kamis (19/7/2018) waktu setempat. Para simpatisan dan pendukung pemerintah memenuhi kota untuk merayakan bersama Presiden Daniel Ortega. Oswaldo Rivas/Reuters.
Peringatan rakyat Nikaragua itu pun dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez. Dalam perayaan tersebut Presiden Ortega memberikan pidatonya yang berkaitan dengan pengamanan Nikaragua dari berbagai aksi protes yang telah memecah belah masyarakat Nikaragua. Oswaldo Rivas/Reuters.
Puluhan ribu orang berkumpul di lapangan umum di dekat Danau Managua untuk mendengar Ortega dan yang lainnya berbicara saat unjuk rasa memperingati kejatuhan kediktatoran Somoza. Oswaldo Rivas/Reuters.
Pihak kepolisian terlihat berjaga di seluruh kota Managua untuk mengantisipasi aksi demo berdarah yang telah menewaskan hingga 100 orang warga Nikaragua termasuk pihak kepolisian. Social Media/via Reuters.
Bentrok antara demonstran antipemerintah dan pro-pemerintah menjadi berlarut-larut hingga 3 bulan terakhir. Bentrok tersebut diawali dari aksi protes mahasiswa dan warga terkait pemotongan dana pensiun. Demo berakhir ricuh saat polisi menembakan gas air mata dan melukai beberapa orang demonstran. Oswaldo Rivas/Reuters.
Protes pun semakin meluas hingga permintaan para demonstran antipemerintah meminta Presiden Daniel Ortega untuk turun jabatan karena dianggap anti kritik dan menjadi diktator di pemerintahannya sendiri. Bentrok di Nikaragua ini pun menuai perhatian dunia. Beberapa negara mengecam cara pemerintah Nikaragua membungkam para demonstran dan mereka meminta para demonstran melakukan aksi protes dengan jalan damai tanpa kekerasan. Oswaldo Rivas/Reuters.