Kereta api yang dinamakan Sapu Jagat itu beroperasi untuk mengangkut pemudik. Mereka tertidur kelelahan dan menahan terik panas gerbong.
Tak hanya membawa barang, tampak pemudik membawa monyet untuk mudik.
Rangkaian kereta ini harus berhenti di setiap stasiun, memberikan kesempatan kereta lain untuk lewat terlebih dahulu.
Beralaskan koran, mereka menerima nasib mudik dengan ala kadarnya.
Kala gerbong sampai di Stasiun Senen, ribuan orang berdesak-desakan memasuki pintu gerbong. Adu kuat tanpa melihat jenis kelamin dan usia. Tidak sedikit yang tergencet dan terinjak-injak.
Pemudik saling bahu membahu menerobos pintu gerbong. Harapannya agar bisa terangkut mudik hingga bisa lebaran di kampung halaman.
Para pemudik tak kuasa menahan panas. Bahkan di antaranya berjubel di WC kereta agar bisa mudik. Saking panasnya, mereka membuka baju.
Bagaimana sekarang? Kereta api lebih nyaman dengan AC dan kapasitas sesuai tempat duduk. Tampak Menteri Puan Maharani berbincang dengan penumpang pada akhir pekan lalu.