Lokasinya berada di Jalan Demak, Tuan Kentang, Kota Palembang. Sekolah ini telah berdiri sejak 2007 dan resmi menerapkan metode pembayaran memakai sampah pada 2013.
Selain dapat mengatasi persoalan biaya sekolah bagi keluarga kurang mampu, metode pembayaran dengan sampah ini ternyata dapat mengubah pola hidup siswanya.
Sebelum belajar, terlihat 23 siswa datang membawa plastik dan berisikan sampah. Sampah sudah dipilah, baik sampah rumah tangga maupun hasil dari pembuangan masyarakat sekitar.
Siswa di sekolah ini memang tak banyak. Selaku perintis, Fitri mengaku itu tidak jadi persoalan. Dengan ruangan kelas serta jumlah guru yang terbatas, Fitri ingin sekolah lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas.
Sampah yang terkumpul dapat mencapai puluhan kilogram. Selanjutnya sampah disulap menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomis. Tidak jarang orang tua siswa ikut terlibat dalam pembuatan kerajinan di halaman belakang sekolah berukuran 6x9 meter itu. Mulai dari bunga, bingkai foto, hingga pakaian dari sampah plastik ada dalam gudang milik TK Junjung Birru ini.
Meskipun awalnya dianggap sebelah mata oleh masyarakat sekitar, kini Fitri bersama pegiat bank sampah lain di daerah Tuan Kentang mulai merasakan manfaatnya. Sampah di lingkungannya mulai dapat diolah, ada pula yang dijual kepada pengepul.