Foto: Warga Garut Olah Limbah Tempe Jadi Biogas dan Pupuk

Perajin tempe memanfaatkan limbah untuk pupuk dan biogas ini ada di Kampung Astanahilir, Jayaraga, Garut. Limbah dimanfaatkan ialah air rebusan kedelai sebagai bahan dasar tempe. "Proses pembuatannya itu dari limbah cair, dimasukan ke dalam biodigister di bawah tanah, kemudian ditambahkan kotoran sapi untuk mempercepat proses terbentuknya biogas," ungkap inisiator program pengolahan limbah tempe, Gita Nurwardani (49). (Foto: Hakim Ghani/detikcom).
Rumah produksi tempe di Astanahilir ini setiap harinya mengolah 1,2 kuintal kedelai untuk dijadikan tempe. Dari air rebusan kedelai seberat 1,2 kuintal itu, biogas yang diciptakan mampu bertahan 4 hingga 5 jam untuk dipakai memasak. (Foto: Hakim Ghani/detikcom).
Untuk mengurangi volume limbah khususnya di Kabupaten Garut, Gita berharap agar teknologi ini terus dikembangkan dan diaplikasikan oleh para perajin tempe yang lain. (Foto: Hakim Ghani/detikcom).
Biogas akan terbentuk sekitar dua minggu. Biogas yang sudah jadi kemudian disalurkan menggunakan pipa dan selanjutnya bisa dimanfaatkan untuk memasak. (Foto: Hakim Ghani/detikcom).
"Setelah menghasilkan biogas ini, masih ada limbah lagi berbentuk cair. Itu kita manfaatkan sebagai pupuk cair," ungkap Gita. (Foto: Hakim Ghani/detikcom).
Perajin tempe memanfaatkan limbah untuk pupuk dan biogas ini ada di Kampung Astanahilir, Jayaraga, Garut. Limbah dimanfaatkan ialah air rebusan kedelai sebagai bahan dasar tempe. Proses pembuatannya itu dari limbah cair, dimasukan ke dalam biodigister di bawah tanah, kemudian ditambahkan kotoran sapi untuk mempercepat proses terbentuknya biogas, ungkap inisiator program pengolahan limbah tempe, Gita Nurwardani (49). (Foto: Hakim Ghani/detikcom).
Rumah produksi tempe di Astanahilir ini setiap harinya mengolah 1,2 kuintal kedelai untuk dijadikan tempe. Dari air rebusan kedelai seberat 1,2 kuintal itu, biogas yang diciptakan mampu bertahan 4 hingga 5 jam untuk dipakai memasak. (Foto: Hakim Ghani/detikcom).
Untuk mengurangi volume limbah khususnya di Kabupaten Garut, Gita berharap agar teknologi ini terus dikembangkan dan diaplikasikan oleh para perajin tempe yang lain. (Foto: Hakim Ghani/detikcom).
Biogas akan terbentuk sekitar dua minggu. Biogas yang sudah jadi kemudian disalurkan menggunakan pipa dan selanjutnya bisa dimanfaatkan untuk memasak. (Foto: Hakim Ghani/detikcom).
Setelah menghasilkan biogas ini, masih ada limbah lagi berbentuk cair. Itu kita manfaatkan sebagai pupuk cair, ungkap Gita. (Foto: Hakim Ghani/detikcom).