Sempat Dibantah, Tulang di Pulau Nikumaroro Diduga Milik Amelia Earhart

Dilansir dari CNN, Senin (12/3/2018), tulang diduga milik Amelia Earhart tersebut ditemukan di Pulau Nikumaroro Kiribati (Samudera Pasifik). (Foto: Dok. Google Maps)

Tulang tersebut ditemukan tahun 1940 (Foto: Dok. Google Maps)

Penelitian baru Richard Jantz melaporkan apa yang ditemukan ‘sangat mendukung kesimpulan bahwa tulang-tulang di Nikumaroro milik Amelia Earhart’.  (Foto: Getty Images)

Rincian penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam sebuah artikel penelitian yang ditulis oleh Jantz selaku profesor emeritus di University of Tennessee dalam jurnal Forensic Antropology, Rabu. (Foto: Getty Images)

Penelitian Jantz bukanlah yang pertama, sebelumnya pada tahun 1941 seorang peneliti dari Central Medical School di Fiji, DW Hoodless, telah meneliti tulang tersebut. Penelitian Hoodless menyimpulkan tulang tersebut merupakan milik laki-laki (Foto: Getty Images)
 

 Namun saat itu dianggap peralatan penelitian belum secanggih sekarang, sehingga dilakukan penelitian ulang oleh Jantz. (Foto: US National Archives)

Dilansir dari CNN, Senin (12/3/2018), tulang diduga milik Amelia Earhart tersebut ditemukan di Pulau Nikumaroro Kiribati (Samudera Pasifik). (Foto: Dok. Google Maps)
Tulang tersebut ditemukan tahun 1940 (Foto: Dok. Google Maps)
Penelitian baru Richard Jantz melaporkan apa yang ditemukan ‘sangat mendukung kesimpulan bahwa tulang-tulang di Nikumaroro milik Amelia Earhart’.  (Foto: Getty Images)
Rincian penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam sebuah artikel penelitian yang ditulis oleh Jantz selaku profesor emeritus di University of Tennessee dalam jurnal Forensic Antropology, Rabu. (Foto: Getty Images)
Penelitian Jantz bukanlah yang pertama, sebelumnya pada tahun 1941 seorang peneliti dari Central Medical School di Fiji, DW Hoodless, telah meneliti tulang tersebut. Penelitian Hoodless menyimpulkan tulang tersebut merupakan milik laki-laki (Foto: Getty Images)  
 Namun saat itu dianggap peralatan penelitian belum secanggih sekarang, sehingga dilakukan penelitian ulang oleh Jantz. (Foto: US National Archives)