Para pendukung Wali Kota Kota Kendari Adriatma Dwi Putra dan ayahnya Asrun nampak menjerit histeris.
Suasana agak ricuh saat Adriatma Dwi Putra dan ayahnya Asrun digiring masuk ke mobil tahanan, beberapa orang terdengar menangis. Selain itu, ada pula sejumlah orang lainnya yang memukul-mukul mobil tahanan.
Namun, mobil tahanan kemudian melaju membawa kedua tahanan baru KPK itu ke rutan.
Adriatma dan Asrun terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK karena menerima suap Rp 2,8 miliar.
Uang tersebut untuk keperluan kampanye Asrun dalam Pilgub Sulawesi Tenggara.