Foto: Nenek Renta Miskin Hidupi 2 Putranya yang Gila

Hidup miskin di usia senja harus dijalani nenek, Tio Daeng Te'ne (81). Warga Sandi, Kelurahan Pattalassang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan itu juga harus merawat dua putranya yang mengalami gangguan jiwa.

Menempati gubuk berukuran 5 x 6 meter, Tio harus hidup memprihatinkan. Sehari-harinya ia hanya mengandalkan bantuan para tetangga. Kondisi fisiknya yang sudah uzur dan harus menggunakan tongkat untuk beraktifitas membuatnya tak mampu lagi menjalani profesinya sebagai pengumpul kaya bakar.

Sejak sepeninggal suaminya dua tahun silam, Tio harus menjalani sisa hidupnya dan merawat dua putranya, Tata (41) dan Sampara (38) yang mengalami gangguan jiwa. Sejak suaminya meninggal dunia, Tio harus mengumpulkan kayu bakar untuk kemudian dijual di pasar trandisional. Namun, lantaran kondisi fisiknya yang sudah uzur membuatnya tak mampu berbuat apa-apa.

"Saya sudah tidak bisa lagi jalan kaki terlalu jauh dan dua anakku saya harus pelihara karena gila," kata Tio kepada detikcom, Kamis (1/3/2018).

Beruntung para tetangga rela berbagi kasih dengan Tio. Setiap hari para tetangga bergantian memberikan bantuan makanan kepada keluarga Tio, kondisi ini diperparah dengan tidak adanya bantuan dari pemerintah setempat.

"Mau diapa karena bantuan pemerintah tidak ada. Jadi biar bagaimana kami sebagai tetangga harus bantu dia walau pun hanya ala kadarnya," kata Haji Sambara, tetangga Tio.

"Saya sadar umurku sudah tidak lama lagi. Mudah-mudahan kalau saya sudah meninggal ada orang yang mau berbaik hati memelihara dua anakku yang sakit ini. Saya juga pesan sama anak-anak mudah sekarang ini agar rajin bekerja dan menggunakan kesehatan tubuhnya dengan baik," kata Tio.

Tio hanya bisa berdoa dan berharap agar kelak ada pihak yang ingin merawat dua putranya jika kelak dirinya sudah tidak ada. Tio juga berpesan kepada generasi muda agar menggunakan kesemapatan untuk terus bekerja agar tidak bernasib sama dengan dirinya.

Hidup miskin di usia senja harus dijalani nenek, Tio Daeng Tene (81). Warga Sandi, Kelurahan Pattalassang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan itu juga harus merawat dua putranya yang mengalami gangguan jiwa.
Menempati gubuk berukuran 5 x 6 meter, Tio harus hidup memprihatinkan. Sehari-harinya ia hanya mengandalkan bantuan para tetangga. Kondisi fisiknya yang sudah uzur dan harus menggunakan tongkat untuk beraktifitas membuatnya tak mampu lagi menjalani profesinya sebagai pengumpul kaya bakar.
Sejak sepeninggal suaminya dua tahun silam, Tio harus menjalani sisa hidupnya dan merawat dua putranya, Tata (41) dan Sampara (38) yang mengalami gangguan jiwa. Sejak suaminya meninggal dunia, Tio harus mengumpulkan kayu bakar untuk kemudian dijual di pasar trandisional. Namun, lantaran kondisi fisiknya yang sudah uzur membuatnya tak mampu berbuat apa-apa.
Saya sudah tidak bisa lagi jalan kaki terlalu jauh dan dua anakku saya harus pelihara karena gila, kata Tio kepada detikcom, Kamis (1/3/2018).
Beruntung para tetangga rela berbagi kasih dengan Tio. Setiap hari para tetangga bergantian memberikan bantuan makanan kepada keluarga Tio, kondisi ini diperparah dengan tidak adanya bantuan dari pemerintah setempat.
Mau diapa karena bantuan pemerintah tidak ada. Jadi biar bagaimana kami sebagai tetangga harus bantu dia walau pun hanya ala kadarnya, kata Haji Sambara, tetangga Tio.
Saya sadar umurku sudah tidak lama lagi. Mudah-mudahan kalau saya sudah meninggal ada orang yang mau berbaik hati memelihara dua anakku yang sakit ini. Saya juga pesan sama anak-anak mudah sekarang ini agar rajin bekerja dan menggunakan kesehatan tubuhnya dengan baik, kata Tio.
Tio hanya bisa berdoa dan berharap agar kelak ada pihak yang ingin merawat dua putranya jika kelak dirinya sudah tidak ada. Tio juga berpesan kepada generasi muda agar menggunakan kesemapatan untuk terus bekerja agar tidak bernasib sama dengan dirinya.