Kisahnya Viral, Ini Pak Deden Penjual Tisu yang Tak Mau Mengemis

detikcom bertemu dengan Pak Deden di bawah JPO Margonda saat dia menuju Universitas Indonesia. Dia lalu mulai berdagang di pojokan JPO UI.
Pria berusia 46 tahun ini membawa 1 kardus besar dan 1 kantong plastik hitam berisi tisu hingga obat untuk matanya. Di JPO UI, dia membuka satu per satu dagangannya.
Sebatang kara dan tak punya rumah, Pak Deden tiap malam merebahkan tubuhnya di emperan ruko di kawasan Margonda. Dia juga mendapat modal berjualan tisu hingga mendapatkan obat dari karyawan toko di Margonda.
Pak Deden sebelumnya sempat bekerja selama 4 tahun di toko las yang berada di Garut, Jawa Barat. Namun, dia keluar dari pekerjaan tersebut karena mata sebelah kanannya terinfeksi karena las.
Selain itu, Pak Deden juga sempat mengidap penyakit stroke di sebagian wajahnya. Namun, saat ini tidak lagi. Hanya mata yang menjadi keluhannya. Matanya terlihat merah dan berair setiap beberapa detik ia selalu memegang matanya itu dengan tisu.
Dia mengaku lebih memilih untuk berjualan daripada harus mengemis di Depok. "Walaupun mata saya buta tapi hati saya nggak buta, saya lebih baik jualan," kata Deden
Di tempat ia berjualan di JPO UI, Pak Deden menempel kertas yang dilaminating. "Jual tissue bantu obati sakit yang saya derita," tulisnya
"Saya ingin hidup layak kayak orang-orang. Ada tempat tinggal, makan cukup. Kalau saya ada uang juga mau bantu-bantu orang yang nggak mampu," ucap Pak Deden.