Foto: Melihat Buruh Pencuci Karung Industri di Serang

Selain dimanfaatkan untuk mencuci karung atau kain bekas limbah industri, saluran irigasi ini sebetulnya digunakaan mandi dan kakus. Tak jarang, ada warga yang membersihkan karung di hulu, lalu ada ibu yang merendamkan badanya sambil kakus.
Salah satu pencuci karung, Edoy (40) mengatakan, irigasi rawa Ceuri sudah sejak lama digunakan sebagai tempat cuci karung. Masing-masing buruh, mendapatkan order cuci dari pengepul besar. Cuci karung limbah di kawasan ini sudah ada sejak Serang bagian timur dijadikan daerah industri. Edoy mengatakan, buruh cuci bisa mendapatkan upah sampai Rp 50 sampai Rp 100 ribu/hari. Tergantung dari berapa karung yang dibersihkan.
Menurutnya, satu karung bekas limbah ukuran 2x4 meter dicuci seharga Rp 1000. Ukuran lebih kecil, bisa Rp 700 atau Rp 500. Semua karung bekas industri yang dipasok pengepul dibersihkan untuk dijual ulang. Jamad (37) mengaku sudah sejak remaja menjadi buruh cuci karung. Pekerjaannya yang hanya berbekal sikat dan mengandalkan saluran irigasi. “Saya mah sudah dari kecil kerjaannya nyuci karung. Lumayan sehari bisa dapat seratus ribu mah,”katanya, Kibin, Kabupaten Serang, Banten, Senin (29/1/2018).
Menurutnya, para pencuci karung di Sukamaju sudah biasa berurusan dengan limbah karung. Ada karung bekas pupuk, bekas perusahaan semen, atau bekas perusahaan kertas. Dari pantuan misalkan, ada karung bekas kalsium karbonat dengan rumus kimia CaCO3. Selain itu, ada juga bekas kain dengan noda oli.
Sibli (49), kebetulan pencuci kain berlumuran oli. Menurutnya, kain-kain ini dulu digunakan sebagai penyaring mesin di kawasan industri. Bila sudah bersih, kain ini menurutnya dijual untuk dijadikan tas. “Nggak gatel juga, biasa aja. Sudah biasa warga di sini mah,” katanya sambil mencuci kain berlumuran oli.
Pada 2017, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Serang Kustaman pernah mengatakan, ada 43 ribu meter kubik limbah per hari yang dibuang ke Ciujung. 37 ribu meter kubik disumbang oleh Indah Kiat dan 6 ribu meter kubik disumbang oleh 15 industri. “Pembuangan itu ada tetap selama (debit) belum nol. Kalau sudah nol, SOPnya terutama Indah Kiat yang punya kapasitas terbesar 37 ribu meter kubik/hari, debit Ciujung nol tidak boleh membuang, harus melalui tandon,” katanya pada Juli 2017 kepada detikcom.