Rentetan Uji Coba Nuklir Korut dan Tegangnya Hubungan dengan AS

Di awal 2017, Korut sudah melakukan uji coba rudal Pukguksong-2, senjata jenis baru yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Rudal itu dltembakkan dari pangkalan udara Banghyon, Provinsi North Pyongan dan diawasi langsung oleh pemimpin Korut, Kim Jong Un. Uji coba ini dikecam oleh DK PBB hingga Presiden AS, Donald Trump (Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji)
Pada 6 Maret 2017, Korut meluncurkan empat rudal balistik ke arah timur Semenanjung Korea. Tiga rudal di antaranya dilaporkan jatuh di perairan Jepang, tepatnya di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) mereka. Peluncuran empat rudal Korut ini dilakukan setelah Korsel dan AS melakukan latihan militer gabungan yang memicu kemarahan Korut. Rezim Korut mengecam latihan militer gabungan itu sebagai aksi provokatif untuk invasi militer. (Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut Korea Utara (Korut) berperilaku sangat buruk. Pemerintahan Donald Trump lalu mempertimbangkan sanksi-sanksi baru yang lebih berat terhadap Korea Utara (Korut). Sanksi ini dimaksudkan untuk memutus Korut dari sistem keuangan global sebagai bagian dari langkah-langkah baru untuk menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korut. (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat Rex Tillerson mengingatkan kemungkinan serangan militer terhadap Korea Utara (Korut), jika negeri komunis itu terus meningkatkan ancaman lewat program nuklir dan rudalnya. Pemerintah Korut menanggapi enteng peringatan AS tersebut. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Pada April 2017, Korea Utara (Korut) lagi-lagi menggelar uji coba rudal balistik yang kontroversial. Rudal Korut itu berhasil mengudara sejauh 60 kilometer sebelum jatuh ke perairan timur negeri komunis itu. Uji coba rudal ini dilakukan menjelang pertemuan pertama antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping. Militer AS menyebut rudal yang baru diluncurkan Korut itu merupakan jenis rudal balistik KN-15 dengan jangkauan medium. Rudal jenis itu, diyakini militer AS, tidak mengancam AS (Foto: REUTERS/KCNA/Files)
Korea Utara (Korut) menjadikan ajang parade militer untuk unjuk gigi memamerkan deretan rudalnya pada 15 April 2017. Salah satunya yang diyakini para pengamat yaitu rudal balistik antarbenua atau ICBM jenis baru. Dalam parade militer itu, ada total 56 rudal dengan 10 jenis berbeda dipamerkan Korut. Parade militer itu untuk memperingati hari kelahiran Kim Il-Sung, pendiri Korut ke-105 tahun. (Foto: AFP PHOTO/Ed JONES)
Korea Utara (Korut) terus melontarkan ancaman-ancaman provokatif terhadap Amerika Serikat (AS) di tengah ketegangan yang semakin memuncak. Yang terbaru, Korut mengancam akan melenyapkan AS dari muka Bumi ini. Pernyataan ini disampaikan sehari setelah militer Korut bersumpah akan menenggelamkan kapal induk AS, USS Carl Vinson. "Siap bertempur untuk menenggelamkan kapal induk nuklir AS dengan satu serangan," klaim militer Korut. (Foto: AFP PHOTO/Ed JONES)
Korea Utara (Korut) menggelar latihan tembak dengan peluru sungguhan secara besar-besaran. Latihan tembak ini digelar untuk menandai peringatan 85 tahun berdirinya militer Korut. Latihan tembak Korut ini digelar saat kapal selam AS bertenaga nuklir, USS Michigan, berlabuh di Busan, Korsel. Kedatangan kapal selam itu merupakan kunjungan rutin dan dimaksudkan untuk pamer kekuatan pada Korut. (Foto: Reuters)
Korea Utara kembali melakukan uji tembak rudal balistik pada 14 Mei 2017. Rudal itu bergerak sejauh lebih dari 700 kilometer sebelum jatuh di perairan Laut Timur. Langkah Korut ini dikecam dunia internasional. Mulai dari DK, NATO, PBB. AS, China, hingga Jepang ikut bersuara (Foto: Dok. REUTERS/KCNA)
Pada Juli 2017, Korut mengklaim sukses menggelar uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM), yang dikhawatirkan mampu menjangkau daratan Amerika Serikat (AS). KCTV menyebut rudal itu mencapai ketinggian 2.802 kilometer, yang tertinggi sepanjang sejarah uji coba rudal Korut. Uji coba dilakukan dari sebuah pangkalan udara di Panghyon, yang berjarak 100 kilometer dari ibu kota Pyongyang. KCTV juga menyebut rudal balistik itu mengudara sejauh 933 kilometer selama 39 menit, sebelum jatuh di Laut Timur atau Laut Jepang. KCTV menyebut rudal yang baru diluncurkan itu sebagai Hwasong-14. Rudal balistik Korut itu juga diklaim memiliki kemampuan untuk menyerang posisi manapun di dunia. (Foto: Reuters)
Hubungan Korut dan AS makin tegang. Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan peringatan keras kepada Korea Utara (Korut). Diingatkan Trump, Korut akan menghadapi serangan militer yang menghancurkan jika terus mengancam AS. Kepada para wartawan, Trump mengatakan bahwa pemimpin Korut Kim Jong-Un "telah sangat mengancam, melebihi sebuah negara yang normal." (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Setelah Trump memberi peringatan keras, Korut mengklaim tengah mempertimbangkan rencana untuk melancarkan serangan rudal ke wilayah Guam, tempat beradanya pangkalan militer AS. Di Guam terdapat pangkalan militer AS yang mencakup skuadron kapal selam, sebuah pangkalan udara pesawat-pesawat pembom strategis AS, dan unit Penjaga Pantai. Rencana serangan rudal tersebut akan dilaksanakan kapan saja begitu pemimpin Korut Kim Jong-Un membuat keputusan. (Foto: Dok. The Guardian)
Hubungan AS dan Korut makin panas. Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan sebuah rudal balistik, yang kali ini melintasi wilayah udara Jepang. Rudal tersebut diluncurkan dari dekat kawasan Sunan, lokasi Bandara Internasional Pyongyang. Menurut sejumlah pakar, lewat pemilihan lokasi peluncuran ini, Korut memiliki pesan untuk Amerika Serikat. (Foto: KCNA/via REUTERS)
Pada September 2017, Otoritas Korea Utara (Korut) mengklaim telah mengembangkan bom hidrogen canggih yang bisa dimasukkan ke dalam rudal balistik antarbenua (ICBM) miliknya. Korut mengklaim bom hidrogen canggih ini memiliki 'kekuatan menghancurkan yang besar'. Bom hidrogen merupakan bom yang ledakannya disebabkan oleh pelepasan energi atom yang dihasilkan oleh inti helium yang merupakan hasil perpaduan inti ringan pada suhu yang sangat tinggi. Bom hidrogen memiliki kekuatan ledakan yang lebih dahsyat dibandingkan bom nuklir lainnya. (Foto: KCNA via REUTERS)
Masih di bulan September, Korut melakukan uji coba nuklir yang memicu gempa bumi besar. Berbagai spekulasi menyebut uji coba nuklir terbaru Korut memiliki kekuatan 10 kali lipat lebih kuat dari uji coba sebelumnya, pada September 2016. Dunia langsung mengecam langkah Korut itu. Di bulan September, PBB juga kembali menjatuhkan sanksi untuk Korut. Tak gentar, Korut tetap meluncurkan rudal yang mengakibatkan Jepang protes keras. (Foto: Han Jong-Chan/Yonhap/via REUTERS)
Menuju penghujung tahun, AS dan Korut terus menerus saling mengeluarkan pernyataan provokatif. Pada 29 November 2017, pemerintah Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan (Korsel) meyakini Korut meluncurkan rudal balistik jenis rudal balistik antarbenua atau ICBM, Hwasong-14. Rudal itu disebut mengudara sejauh 1.000 kilometer dan setinggi 4.500 kilometer, lebih tinggi dari uji coba sebelumnya. (Foto: Dok. REUTERS/Kim Hong-Ji)
Hingga penghujung 2017, AS dan Korut masih terus melemparkan pernyataan provokatif. Sampai kapan? (Foto: KCNA Via Reuters)