Orang-orang Pilihan Novanto: Idrus, Yahya Zaini, Aziz Syamsuddin

Dari balik jeruji KPK, Setya Novanto menuliskan surat ke DPP Golkar. Selain meminta agar tak dilengserkan sebagai ketua umum, dia menunjuk Sekjen Idrus Marham sebagai Plt Ketum. Idrus juga diminta sebagai saksi meringankan untuk Novanto di KPK, namun dia tidak datang. (Foto: Lamhot Aritonang/detikcom).
Selain menunjuk Idrus sebagai Plt Ketum, Novanto juga menunjuk Yahya Zaini sebagai Plt Sekjen. Namun permintaan Novanto itu tidak dikabulkan oleh forum pleno DPP Golkar. Foto: Yahya Zaini (kanan). (Rois Jajeli/detikcom)
Pada surat yang sama, Novanto juga menunjuk Aziz sebagai Plt Sekjen tapi tidak diakomodir oleh DPP Golkar. Aziz juga hadir di KPK sebagai saksi yang meringankan Novanto dalam kasus perkara e-KTP. Foto: Aziz Syamsuddin. (Foto: Ari Saputra/detikcom).
Manuver Novanto terus dilakukan. Diam-diam dia mengirimkan surat pengunduran diri sebagai Ketua DPR dan menunjuk Aziz Syamsuddin sebagai penggantinya. Namun DPR hanya mengabulkan pengunduran diri Novanto, dan posisi ketua DPR masih akan dibahas internal Golkar. (Foto: Lamhot Aritonang/detikcom).
Wasekjen Golkar Maman Abdurrahman diketahui sebagai salah satu loyalis Novanto. Selain Aziz, hanya Maman yang berkenan datang sebagai saksi meringankan Novanto dalam kasus e-KTP. Padahal ada 9 saksi meringankan yang diajukan. Foto: Maman Abdurrahman usai diperiksa KPK. (Tsarina-detikcom)
Wakil Ketua DPR Fadli Zon membacakan surat pengunduran diri Setya Novanto sebagai ketua DPR di Rapat Paripurna DPR. Namun DPR belum memfasilitasi soal nama pengganti Novanto dan diputuskan Fadli menjadi Plt Ketua DPR. (Foto: Lamhot Aritonang/detikcom).
Dari balik jeruji KPK, Setya Novanto menuliskan surat ke DPP Golkar. Selain meminta agar tak dilengserkan sebagai ketua umum, dia menunjuk Sekjen Idrus Marham sebagai Plt Ketum. Idrus juga diminta sebagai saksi meringankan untuk Novanto di KPK, namun dia tidak datang. (Foto: Lamhot Aritonang/detikcom).
Selain menunjuk Idrus sebagai Plt Ketum, Novanto juga menunjuk Yahya Zaini sebagai Plt Sekjen. Namun permintaan Novanto itu tidak dikabulkan oleh forum pleno DPP Golkar. Foto: Yahya Zaini (kanan). (Rois Jajeli/detikcom)
Pada surat yang sama, Novanto juga menunjuk Aziz sebagai Plt Sekjen tapi tidak diakomodir oleh DPP Golkar. Aziz juga hadir di KPK sebagai saksi yang meringankan Novanto dalam kasus perkara e-KTP. Foto: Aziz Syamsuddin. (Foto: Ari Saputra/detikcom).
Manuver Novanto terus dilakukan. Diam-diam dia mengirimkan surat pengunduran diri sebagai Ketua DPR dan menunjuk Aziz Syamsuddin sebagai penggantinya. Namun DPR hanya mengabulkan pengunduran diri Novanto, dan posisi ketua DPR masih akan dibahas internal Golkar. (Foto: Lamhot Aritonang/detikcom).
Wasekjen Golkar Maman Abdurrahman diketahui sebagai salah satu loyalis Novanto. Selain Aziz, hanya Maman yang berkenan datang sebagai saksi meringankan Novanto dalam kasus e-KTP. Padahal ada 9 saksi meringankan yang diajukan. Foto: Maman Abdurrahman usai diperiksa KPK. (Tsarina-detikcom)
Wakil Ketua DPR Fadli Zon membacakan surat pengunduran diri Setya Novanto sebagai ketua DPR di Rapat Paripurna DPR. Namun DPR belum memfasilitasi soal nama pengganti Novanto dan diputuskan Fadli menjadi Plt Ketua DPR. (Foto: Lamhot Aritonang/detikcom).