Tren menikahi diri sendiri atau sologamy marak di beberapa negara, seperti AS, Inggris, Kanada, Belanda, Australia, Jepang dan Taiwan. Foto: Micaela Martini/Facebook
Laporan soal orang-orang yang menikahi diri sendiri bermunculan sejak 1993. Orang yang menikahi diri sendiri menyebut diri sebagai 'sologamist'. Foto: Marry Yourself Vancouver/Facebook
Upacara menikahi diri sendiri kebanyakan digelar meriah, lengkap dengan gaun pengantin, kue pengantin dan tamu undangan. Foto: Micaela Martini/Facebook
Walaupun upacara pernikahan digelar seperti sungguhan, pernikahan solo tidak diakui secara hukum baik di Eropa maupun AS. Foto: Dok. Facebook
Di AS, terdapat situs bernama 'I Married Me' yang menawarkan paket lengkap untuk pernikahan solo. Foto: imarriedme.com
Situs 'I Married Me' menawarkan paket lengkap seharga US$ 230 (Rp 3 juta) yang berisi cincin kawin, instruksi dan sumpah janji pernikahan solo. Foto: imarriedme.com
Di Kanada ada agen pernikahan solo bernama 'Marry Yourself Vancouver' yang juga menawarkan jasa fotografi dan konsultasi. Foto: Marry Yourself Vancouver/Facebook
Tujuh wanita pendiri agen pernikahan ini telah menikahi diri sendiri tahun 2006 lalu. Foto: Marry Yourself Vancouver/Facebook
Salah satu pelaku pernikahan solo adalah Laura Mesi (40) asal Italia. Dia banyak dikritik dan disebut 'gila' atas keputusannya menikahi diri sendiri. Foto: Micaela Martini/Facebook
Memang tidak semua orang menyambut tren sologamy. Beberapa orang menyebutnya perilaku narsistik dan tidak penting. Foto: Marry Yourself Vancouver/Facebook
Selain Mesi, wanita Inggris bernama Sophie Tanner (38) menikahi diri sendiri di Brighton tahun 2015. Sophie bersama ayahnya dalam foto ini. Foto: Sophie Tanner/Telegraph
Erika Anderson (37) asal AS menikahi diri sendiri di New York, Mei lalu. Dia mengaku lelah ditanya keluarganya soal mengapa masih single, sehingga menikahi diri sendiri. Foto: Flavio Masson/ABC News