Melihat Kondisi Pengungsi Gunung Agung di GOR Klungkung

Penduduk di lereng bagian selatan dari gunung setinggi 3.142 mdpl itu mengungsi ke wilayah Klungkung.
Pantauan detikcom di GOR Swacepura, Klungkung, Bali, Sabtu (23/9/2017) pukul 15.00 Wita, pengungsi masih berdatangan walau tidak sebanyak pada dini hari tadi. Berbagai tenda terus dipasang, seperti dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Kementerian Sosial, dan perusahaan swasta.
Pengungsi sudah memenuhi GOR dan lapangan yang berada di sisi utara gedung utama. Mereka tidur dengan tetangga satu dusun atau kerabat dalam satu tenda.
Berbagai bantuan terus berdatangan, dari sembako hingga mainan anak.
Bantuan untuk pengungsi yang membutuhkan perhatian khusus, seperti bayi, balita, lansia, orang sakit, dan disabilitas, juga masih berdatangan dari berbagai pihak.
 
Gudang untuk menyimpan bantuan itu dijaga oleh dua Satpol PP Pemkab Klungkung dan didata oleh relawan.
Pendaftaran sekolah darurat mulai dilakukan dan puluhan orang tua, yang menjadi pengungsi serta tak mau pendidikan anaknya terbengkalai, meramaikan meja pendaftaran itu.
 
Foto: Prins David Saut/ detikcom
Penduduk di lereng bagian selatan dari gunung setinggi 3.142 mdpl itu mengungsi ke wilayah Klungkung.
Pantauan detikcom di GOR Swacepura, Klungkung, Bali, Sabtu (23/9/2017) pukul 15.00 Wita, pengungsi masih berdatangan walau tidak sebanyak pada dini hari tadi. Berbagai tenda terus dipasang, seperti dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Kementerian Sosial, dan perusahaan swasta.
Pengungsi sudah memenuhi GOR dan lapangan yang berada di sisi utara gedung utama. Mereka tidur dengan tetangga satu dusun atau kerabat dalam satu tenda.
Berbagai bantuan terus berdatangan, dari sembako hingga mainan anak.
Bantuan untuk pengungsi yang membutuhkan perhatian khusus, seperti bayi, balita, lansia, orang sakit, dan disabilitas, juga masih berdatangan dari berbagai pihak. 
Gudang untuk menyimpan bantuan itu dijaga oleh dua Satpol PP Pemkab Klungkung dan didata oleh relawan.
Pendaftaran sekolah darurat mulai dilakukan dan puluhan orang tua, yang menjadi pengungsi serta tak mau pendidikan anaknya terbengkalai, meramaikan meja pendaftaran itu. 
Foto: Prins David Saut/ detikcom