Seperti yang diungkapkan Jana Zawahra. Sambil terisak, dirinya merasa sedih tempat ia bersekolah berubah jadi hancur. Tentara Israel menghancurkan sekolah dengan alasan dibangun tanpa izin.
Selain Jana, ada 64 anak-anak Palestina lainnya yang sekolahnya terlantar akibat dihancurkan oleh Israel. Mereka berasal dari kelas satu hingga kelas empat.
Saat ini, mereka bersekolah di sebuah tenda. Tidak ada meja dan kursi sebagaimana layaknya sekolah. Kekecewaan tidak hanya menghampiri anak-anak Palestina tapi juga ibu mereka.
Banyak para ibu yang khawatir anaknya sekolah di tenda yang panas. Mereka juga ragu apakah anak-anak mereka tetap bersekolah meski di tenda atau pulang saja mengindari panas.
Berbeda dengan Jana, Ibtisam Sami tetap merasa senang bersekolah meski kondisinya minim.
Dia mengungkapkan begitu bahagia saat bisa bermain dengan teman-temannya.
Ada sekitar 100 bangunan berupa rumah, tempat penampungan serta sekolah di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang dibangun dari dana negara Uni Eropa telah dibongkar.