Potret Bangunan Kolonial yang Telah Punah di Jakarta

Gerbang Amsterdam (Belanda: Amsterdamsche Poort) disebut juga Pinangpoort (Gerbang Pinang) atau Kasteelpoort adalah gerbang sisa peninggalan benteng VOC semasa J.P. Coen. Pada pertengahan abad ke-19, gerbang ini merupakan sisa satu-satunya dari benteng yang dihancurkan dan mulai ditinggalkan semasa Gubernur Jenderal HW Daendels.  Istimewa/Colletie Tropenmuseum

Lapangan Banteng dulu dihiasi menara peringatan kebebasan belanda atas pendudukan Perancis. Istimewa/Colletie Tropenmuseum

Gedung telekomunikasi di gedung ini pertama kali digunakanya telepon terletak di perempatan Tugu Tani, Kebon Sirih.  Istimewa/Colletie Tropenmuseum

Deretan toko di kawasan Jalan Merdeka Barat atau kawasan Harmoni.  Istimewa/Colletie Tropenmuseum

Kereta Trem ketika masih beroperasi di kawasan Pasar Senen.  Istimewa/Colletie Tropenmuseum

Pasar Gambir Lapangan Monas, merupakan cikal bakal Pekan Raya Jakarta (PRJ) sekarang.  Istimewa/Colletie Tropenmuseum

Jalan Merdeka Barat tahun 1920-an masih berdiri rumah-rumah Belanda yang sejajar dengan Museum Gajah saat ini.  Istimewa/Colletie Tropenmuseum

Inilah gedung Harmoni, setelah dihancurkan tahun 1985 menjadi bagian dari gedung Sekretariat Negara (Sekneg) yang  pembangunannya dimulai pada masa Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811), kemudian dilanjutkan penggantinya letnan gubernur Raffles pada masa Inggris (1811-1815). Raffles sendiri yang meresmikan gedung yang diarsiteki seorang putra Melayu pada 18 Januari 1815 untuk menghormati hari kelahiran Ratu Charlotte, istri Raja Inggris George III. Istimewa/Colletie Tropenmuseum

Hotel Des Indes dahulu merupakan pusat perkantoran Duta Merlin di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta. Istimewa/Colletie Tropenmuseum

Stasiun Gambir sekiatar tahun 1940-an. Istimewa/Colletie Tropenmuseum

Gerbang Amsterdam (Belanda: Amsterdamsche Poort) disebut juga Pinangpoort (Gerbang Pinang) atau Kasteelpoort adalah gerbang sisa peninggalan benteng VOC semasa J.P. Coen. Pada pertengahan abad ke-19, gerbang ini merupakan sisa satu-satunya dari benteng yang dihancurkan dan mulai ditinggalkan semasa Gubernur Jenderal HW Daendels.  Istimewa/Colletie Tropenmuseum
Lapangan Banteng dulu dihiasi menara peringatan kebebasan belanda atas pendudukan Perancis. Istimewa/Colletie Tropenmuseum
Gedung telekomunikasi di gedung ini pertama kali digunakanya telepon terletak di perempatan Tugu Tani, Kebon Sirih.  Istimewa/Colletie Tropenmuseum
Deretan toko di kawasan Jalan Merdeka Barat atau kawasan Harmoni.  Istimewa/Colletie Tropenmuseum
Kereta Trem ketika masih beroperasi di kawasan Pasar Senen.  Istimewa/Colletie Tropenmuseum
Pasar Gambir Lapangan Monas, merupakan cikal bakal Pekan Raya Jakarta (PRJ) sekarang.  Istimewa/Colletie Tropenmuseum
Jalan Merdeka Barat tahun 1920-an masih berdiri rumah-rumah Belanda yang sejajar dengan Museum Gajah saat ini.  Istimewa/Colletie Tropenmuseum
Inilah gedung Harmoni, setelah dihancurkan tahun 1985 menjadi bagian dari gedung Sekretariat Negara (Sekneg) yang  pembangunannya dimulai pada masa Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811), kemudian dilanjutkan penggantinya letnan gubernur Raffles pada masa Inggris (1811-1815). Raffles sendiri yang meresmikan gedung yang diarsiteki seorang putra Melayu pada 18 Januari 1815 untuk menghormati hari kelahiran Ratu Charlotte, istri Raja Inggris George III. Istimewa/Colletie Tropenmuseum
Hotel Des Indes dahulu merupakan pusat perkantoran Duta Merlin di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta. Istimewa/Colletie Tropenmuseum
Stasiun Gambir sekiatar tahun 1940-an. Istimewa/Colletie Tropenmuseum