Digitalisasi Hingga Mimpi Jadi Hacker ala Putri Keraton Yogya

Keraton Yogyakarta Hadiningrat menyimpan berjuta keunikan budaya Jawa. Namun tidak semua orang mengetahui dan bisa menikmatinya. Digitalisasi pun berperan untuk menyebarkannya. Adalah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, yang punya andil dalam urusan ini, melalui sebuah divisi bernama Tepas Tandha Yekti di lingkungan Keraton Yogyakarta.
Dengan kompetensi dan latar belakang IT yang dimilikinya, putri keempat Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hemas ini diserahi tanggung jawab mengepalai Tepas Tandha Yekti.
Sejak dibentuk pada 2012, Tepas Tandha Yekti bertanggung jawab mengembangkan IT roadmap Keraton dan mendokumentasikan serta mendigitalkan berbagai kegiatan di dalamnya. Hayu meneruskan kesukaannya di bidang IT dengan sejumlah kompetensi yang bisa diandalkan. Berkuliah di Bournemouth University, Inggris, titel sarjana Hayu adalah di bidang Business Information System Management. Dia juga bersekolah di Steven Institute Of Technology, AS di Computer Science Department.
Pada 2007, Hayu mengikuti program internship di Microsoft Indonesia. Selanjutnya di 2009, Hayu menjadi manajer proyek di sebuah perusahaan software house yang mengimplementasikan layanan internet banking di Jakarta. Dunia game pun sempat dijajalnya. Selama setahun (2012-2013) Hayu menjadi produser game di Gameloft Yogyakarta. Hayu sendiri boleh dibilang sebagai gamer sejati. Di sela kesibukannya, penggemar Final Fantasy ini selalu menyempatkan bermain game, setidaknya satu jam sehari.
Dalam program Tepas Tandha Yekti, Hayu membuat berbagai kegiatan di balik tembok Keraton bisa dilihat publik melalui website dan media sosial resmi milik Keraton. Bukan tanpa sebab jika Hayu terpikir untuk 'mengumbar' isi Keraton ke publik. Pasalnya, dia melihat pengalaman dari website kratonwedding.com disambut baik. Website berisi segala hal dan pernak-pernik pernikahannya di 2013 tersebut mengundang antusiasme publik untuk mengetahui budaya Jawa.
Upaya digitalisasi Keraton yang dilakukan Hayu sempat mendapat penolakan. Jauh sebelum dibentuk Tepas Tandha Yekti, Hayu sendiri sudah punya inisiatif untuk membuat website yang khusus memuat berbagai informasi dan budaya Keraton, namun pada saat itu belum diizinkan.
Hayu perlahan memberikan pengertian bahwa keunikan budaya di dalam Keraton sangat menarik untuk diketahui publik, dan teknologi bisa sangat efisien dan positif menyebarkannya. Langkahnya pun terbantu karena sudah terjadi perubahan struktur organisasi di dalam Keraton yang lebih terbuka terhadap upaya digitalisasi.
Publik kini bisa mengetahui kegiatan dan berbagai budaya di balik tembok megah Keraton melalui website Kratonjogja.id, Facebook Kraton Jogja, Twitter @kratonjogja dan Instagram @kratonjogja_.
Keraton Yogyakarta Hadiningrat menyimpan berjuta keunikan budaya Jawa. Namun tidak semua orang mengetahui dan bisa menikmatinya. Digitalisasi pun berperan untuk menyebarkannya. Adalah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, yang punya andil dalam urusan ini, melalui sebuah divisi bernama Tepas Tandha Yekti di lingkungan Keraton Yogyakarta.
Dengan kompetensi dan latar belakang IT yang dimilikinya, putri keempat Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hemas ini diserahi tanggung jawab mengepalai Tepas Tandha Yekti.
Sejak dibentuk pada 2012, Tepas Tandha Yekti bertanggung jawab mengembangkan IT roadmap Keraton dan mendokumentasikan serta mendigitalkan berbagai kegiatan di dalamnya. Hayu meneruskan kesukaannya di bidang IT dengan sejumlah kompetensi yang bisa diandalkan. Berkuliah di Bournemouth University, Inggris, titel sarjana Hayu adalah di bidang Business Information System Management. Dia juga bersekolah di Steven Institute Of Technology, AS di Computer Science Department.
Pada 2007, Hayu mengikuti program internship di Microsoft Indonesia. Selanjutnya di 2009, Hayu menjadi manajer proyek di sebuah perusahaan software house yang mengimplementasikan layanan internet banking di Jakarta. Dunia game pun sempat dijajalnya. Selama setahun (2012-2013) Hayu menjadi produser game di Gameloft Yogyakarta. Hayu sendiri boleh dibilang sebagai gamer sejati. Di sela kesibukannya, penggemar Final Fantasy ini selalu menyempatkan bermain game, setidaknya satu jam sehari.
Dalam program Tepas Tandha Yekti, Hayu membuat berbagai kegiatan di balik tembok Keraton bisa dilihat publik melalui website dan media sosial resmi milik Keraton. Bukan tanpa sebab jika Hayu terpikir untuk mengumbar isi Keraton ke publik. Pasalnya, dia melihat pengalaman dari website kratonwedding.com disambut baik. Website berisi segala hal dan pernak-pernik pernikahannya di 2013 tersebut mengundang antusiasme publik untuk mengetahui budaya Jawa.
Upaya digitalisasi Keraton yang dilakukan Hayu sempat mendapat penolakan. Jauh sebelum dibentuk Tepas Tandha Yekti, Hayu sendiri sudah punya inisiatif untuk membuat website yang khusus memuat berbagai informasi dan budaya Keraton, namun pada saat itu belum diizinkan.
Hayu perlahan memberikan pengertian bahwa keunikan budaya di dalam Keraton sangat menarik untuk diketahui publik, dan teknologi bisa sangat efisien dan positif menyebarkannya. Langkahnya pun terbantu karena sudah terjadi perubahan struktur organisasi di dalam Keraton yang lebih terbuka terhadap upaya digitalisasi.
Publik kini bisa mengetahui kegiatan dan berbagai budaya di balik tembok megah Keraton melalui website Kratonjogja.id, Facebook Kraton Jogja, Twitter @kratonjogja dan Instagram @kratonjogja_.