Ini Helikopter AW-101 yang Tuai Kontroversi

Ini penampakan helikopter AgustaWestland AW-101 yang menuai kontroversi Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/2/2017). Pool/Widodo S. Jusuf.
Terlihat helikopter tersebut dipasangi garis polisi. Pool/Widodo S. Jusuf.
Helikopter AgustaWestland AW-101, yang kontrak pembeliannya dibatalkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, telah dikirimkan ke Indonesia. Pool/Widodo S. Jusuf.
Pengadaan heli AW-101 menjadi polemik lagi setelah barangnya dikirimkan ke TNI AU, padahal pengadaan disebut sudah dibatalkan. TNI AU sendiri sedang melakukan investigasi soal hal ini. Pool/Widodo S. Jusuf.
Pengadaan heli ini berawal pada 2015, ketika TNI AU ingin membeli heli yang peruntukannya buat heli VVIP kepresidenan. Presiden Joko Widodo menolak karena merasa pesawat kepresidenan Super Puma masih cukup laik. Pool/Widodo S. Jusuf.
Kemudian, pada akhir 2016, isu pembelian heli AW-101 kembali mencuat. Kali ini TNI AU ingin membelinya dengan beda peruntukan, yakni sebagai pesawat angkut dan SAR. Kembali menuai kontroversi, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo lalu mengaku membatalkan kontrak pembelian itu. Pengadaan heli tersebut dilakukan saat KSAU masih dijabat oleh Marsekal (Purn) Agus Supriatna. Pool/Widodo S. Jusuf.
Menuai kontroversi, rencananya Komisi I akan membahas soal pengadaan heli buatan Inggris itu dengan Panglima TNI dan Menhan Ryamizard Ryacudu pekan depan. Pool/Widodo S. Jusuf.
Ini penampakan helikopter AgustaWestland AW-101 yang menuai kontroversi Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/2/2017). Pool/Widodo S. Jusuf.
Terlihat helikopter tersebut dipasangi garis polisi. Pool/Widodo S. Jusuf.
Helikopter AgustaWestland AW-101, yang kontrak pembeliannya dibatalkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, telah dikirimkan ke Indonesia. Pool/Widodo S. Jusuf.
Pengadaan heli AW-101 menjadi polemik lagi setelah barangnya dikirimkan ke TNI AU, padahal pengadaan disebut sudah dibatalkan. TNI AU sendiri sedang melakukan investigasi soal hal ini. Pool/Widodo S. Jusuf.
Pengadaan heli ini berawal pada 2015, ketika TNI AU ingin membeli heli yang peruntukannya buat heli VVIP kepresidenan. Presiden Joko Widodo menolak karena merasa pesawat kepresidenan Super Puma masih cukup laik. Pool/Widodo S. Jusuf.
Kemudian, pada akhir 2016, isu pembelian heli AW-101 kembali mencuat. Kali ini TNI AU ingin membelinya dengan beda peruntukan, yakni sebagai pesawat angkut dan SAR. Kembali menuai kontroversi, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo lalu mengaku membatalkan kontrak pembelian itu. Pengadaan heli tersebut dilakukan saat KSAU masih dijabat oleh Marsekal (Purn) Agus Supriatna. Pool/Widodo S. Jusuf.
Menuai kontroversi, rencananya Komisi I akan membahas soal pengadaan heli buatan Inggris itu dengan Panglima TNI dan Menhan Ryamizard Ryacudu pekan depan. Pool/Widodo S. Jusuf.