Sebanyak 69 ribu muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh sejak Oktober lalu pasca tentara Burma meluncurkan kampanye operasi pembersihan.
Sejumlah warga muslim Rohingya tengah mengambil air untuk keperluan sehari-hari di kamp pengungsi Kutapalong, Cox's Bazar, Bangladesh, Rabu (8/2/2017).
Seorang pria bernama Abdul Shukor bercerita bahwa ia melarikan diri ke Bangladesh 2 bulan lalu dari desa Rasidon pasca serangan militer ke desanya. Pasukan militer memotong tenggorokan dan membunuh putranya yang berusia 18 tahun di depan matanya.
Mohamad Hossain terlihat sedang mandi di kamp pengungsi. Hossain melarikan diri ke Bangladesh dari desa Busitong di Myanmar setelah pasukan militer menyerang dan membunuh kedua saudaranya.
Di kamp pengungsi Kutapalong, Cox's Bazar, sejumlah kaum muslim Rohingya tinggal di rumah semi permanen yang sangat memperihatinkan.
Laporan terbaru badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut tentara Myanmar membunuh dan memperkosa warga minoritas muslim Rohingya. Laporan PBB itu didasarkan pada keterangan saksi mata yang bersedia diwawancarai penyidik PBB. Salah satu wanita Rohingya menuturkan bagaimana bayinya yang masih berusia 8 tahun dibunuh. Wanita Rohingya lainnya mengaku diperkosa tentara Myanmar dan melihat langsung putrinya yang masih berusia 5 tahun dibunuh, saat berusaha mencegah pemerkosaan itu.
Para warga itu menyaksikan langsung 'pembunuhan bayi, balita, anak-anak, wanita dan warga lanjut usia'. Mereka juga menceritakan bagaimana tentara Myanmar menembaki orang-orang yang kabur dan membakar desa-desa yang ditinggali Rohingya. Laporan PBB juga menyebut adanya kekerasan seksual dan pemerkosaan yang sistematis. Sekitar 101 wanita Rohingya mengaku telah diperkosa atau menjadi korban kekerasan seks.