Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar bersama Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Rikwanto, dan Kabag Penum Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul saat merilis barang bukti dari kelompok teroris Majalengka di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2016).
Dalam gambar Boy Rafli Amar nampak memegang anak panah dan busur untuk memanah yang merupakan barang bukti yang berhasil diamankan. Sementara, Rikwanto dan Martinus Sitompul terlihat memegang senjata laras panjang.
Kelompok teroris Majalengka sempat berniat membuat laboratorium sabu. Mereka berencana menggunakan uang hasil penjualan sabu akan digunakan untuk mendanai aksi teror di Indonesia.
Namun niat memproduksi sabu ini batal. Kelompok teroris Majalengka yang terdiri dari Rio Priatna Wibawa (RPW), Eep Saiful Bahri, Bahrain Agam dan Hendra mengubah tujuan di tengah jalan.
Menurut Boy,mereka menargetkan aksi teror pada akhir tahun. Kelompok ini dipastikan Boy berbeda dengan tersangka teroris berbaiat pada ISIS yang menyusup pada demo 4 November.
Bahan peledak yang dibuat di laboratorium Rio menurut Boy punya kekuatan daya ledak besar. Karena itu diselidiki juga aliran dana terkait kelompok teroris Majalengka.
Menurut Boy, perkenalan keempatnya berlangsung melalui akun Facebook. Mereka pertama kali berkumpul pada bulan Juni 2016 lalu.
Selain membeli langsung, bahan baku pembuatan bom juga didapatkan Rio Cs dengan pembelian secara online. Sudah ada rencana teror yang disiapkan dengan melakukan pengamatan di sejumlah lokasi target sasaran.