Dilma Rousseff Sampaikan Pidato Terakhir

Air mata menetes ketika Presiden Dilma Rousseff menyampaikan pidato terakhirnya untuk rakyat, sebelum dia meninggalkan istana kepresidenan Brasil. Namun air mata itu bukan dari Rousseff, melainkan dari para menterinya dan staf pemerintah. REUTERS/Adriano Machado.
Bekas gerilyawan Marxist yang pernah disiksa pada tahun 1970-an itu, tampak tegar saat pidato resmi terakhirnya pada Kamis, 12 Mei waktu setempat. Wanita itu berulang kali menyebut keputusan pemakzulan dirinya oleh Senat sebagai kudeta. REUTERS/Paulo Whitaker.
"Saya minta kalian untuk tetap bergerak, bersatu dan damai. Perjuangan untuk demokrasi tak pernah berakhir. Perjuangan ini permanen," ujar Rousseff seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (13/5/2016). REUTERS/Adriano Machado.
Dilma Rousseff mendapat pelukan hangat dari pendukungnya. REUTERS/Paulo Whitaker.
Air mata menetes ketika Presiden Dilma Rousseff menyampaikan pidato terakhirnya untuk rakyat, sebelum dia meninggalkan istana kepresidenan Brasil. Namun air mata itu bukan dari Rousseff, melainkan dari para menterinya dan staf pemerintah. REUTERS/Adriano Machado.
Bekas gerilyawan Marxist yang pernah disiksa pada tahun 1970-an itu, tampak tegar saat pidato resmi terakhirnya pada Kamis, 12 Mei waktu setempat. Wanita itu berulang kali menyebut keputusan pemakzulan dirinya oleh Senat sebagai kudeta. REUTERS/Paulo Whitaker.
Saya minta kalian untuk tetap bergerak, bersatu dan damai. Perjuangan untuk demokrasi tak pernah berakhir. Perjuangan ini permanen, ujar Rousseff seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (13/5/2016). REUTERS/Adriano Machado.
Dilma Rousseff mendapat pelukan hangat dari pendukungnya. REUTERS/Paulo Whitaker.